© Realsimple.com
Ada yang percaya sebelum menikah sebaiknya seseorang sudah mempunyai rumah terlebih dahulu. Ada juga yang merasa kalau kepemilikan rumah bukanlah hal yang urgent, toh masih bisa sewa.
Di luar dua pendapat tersebut, salah satu pertimbangan utamanya adalah kondisi keuangan. Beberapa keluarga muda mungkin punya uang berlebih untuk langsung membeli rumah setelah menikah atau bahkan mempersiapkannya jauh-jauh hari. Beberapa lainnya harus lebih taktis sebelum memutuskan untuk membeli tempat tinggal.
Membeli maupun menyewa rumah sebgai tempat tinggal mempunyai keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri. Kalau kamu masih bingung, yuk simak ulasan berikut ini!
Cocok untuk siapa?
Cocok untuk mereka yang memiliki dana terbatas. Selain itu, kalau kamu adalah pekerja yang hidup berpindah-pindah secara berkala, maka menyewa rumah adalah solusinya.
Keuntungan
Biaya yang dikeluarkan untuk pertama kali menyewa rumah akan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya uang muka atau down payment (DP) saat pembelian rumah, yang biasanya sebesar 15% dari harga rumah keseluruhan.
Menyewa rumah akan cenderung lebih hemat karena kamu akan terbebas dari pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). Umumnya, biaya yang dibebankan padamu hanyalah biaya sewa bangunan dan kebutuhan lain seperti listrik dan air.
Kalau kamu butuh tinggal berpindah-pindah karena tuntutan pekerjaan, menyewa rumah terasa lebih ringkas dan mudah. Kalaupun kontrak rumah belum habis, kamu masih punya opsi untuk oper kontrak.
Kerugian
Selera personal terhadap bentuk bangunan harus sedikit lebih ditekan karena kebanyakan pemilik rumah tidak memperbolehkan rumah sewaannya untuk diubah bentuk. Untuk sekedar mengubah warna cat pun kamu tetap harus meminta izin pada pemilik rumah agar tidak menyalahi kontrak.
Biaya yang kamu keluarkan akan terus meningkat mengikuti laju inflasi. Lama-lama kamu akan mulai berpikir, " Kalau uang sewa ini dikumpulin kayaknya bisa kebeli rumah deh" .
Harus segera memikirkan langkah selanjutnya jelang berakhirnya kontrak rumah. Apakah akan diperpanjang atau tidak? Kalau tidak memperpanjang, kamu harus segera mencari rumah pengganti.
Cocok untuk siapa?
Cocok untuk kamu yang punya dana lebih, dalam artian tetap bisa hidup setelah pembelian rumah dilakukan. Kamu yang ingin hidup menetap bersama keluarga dan tidak ada tuntutan atau keinginan berpindah-pindah juga sebaiknya mempertimbangkan opsi ini.
Keuntungan
Rumah yang kamu beli tidak cuma berfungsi sebagai tempat tinggal. Lebih dari itu, rumah juga bisa berfungsi sebagai aset yang jadi bagian dari investasi jangka panjang. Nilai dari rumahmu akan terus meningkat seiring laju inflasi.
Dengan memiliki rumah pribadi, kamu juga bisa mendapatkan perlindungan hukum atas hak milik pribadi. Artinya, renovasi rumah kayak apapun bisa kamu lakukan tanpa ada yang protes selama tidak menyalahi hak milik pribadi orang lain.
Kamu yang family oriented juga sebaiknya mulai berusaha untuk mempunyai rumah sendiri. Hidup nomaden nggak bisa dilakukan selamanya kan? Terus berpindah selain merepotkan juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak yang dituntut terus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kerugian
Harus siap keluar uang besar karena biaya yang relatif besar. Mulai dari DP sampai cicilan. Bahkan waktu cicilan rumah sudah lunas, kamu tetap harus memikirkan biaya perawatan yang nggak sedikit.
Orang bijak taat pajak. Nggak mau dong jadi warga yang kurang bijak? Kamu harus membayar pajak bumi dan bangunan setiap tahunnya yang besaran jumlahnya juga nggak kecil.
Rumah memang bisa jadi instrumen investasi. Namun sesungguhnya investasi berbentuk properti kerap kali dianggap kurang likuid karena bukan merupakan obyek yang mudah laku.
Sekarang gimana nih, apakah dengan pertimbangan di atas kamu sudah bisa memutuskan mau menyewa atau membeli rumah?
Yang jelas, semuanya harus dipertimbangkan berdasarkan segala aspek mulai dari finansial sampai kebutuhan ya. Jangan cuma buat bangga-banggaan semata.
Semoga gambaran di atas bisa membantumu memutuskan mana yang terbaik!