© Irishcatholic.com
Dalam hubungan, kita biasa mengenal istilah toxic relationship. Istilah tersebut untuk menggambarkan sebuah hubungan yang sangat tidak sehat; bisa cemburu berlebihan, tidak saling dukung, atau saling menyakiti. Saking tidak sehatnya, hubungan tersebut sampai disebut lebih mirip racun.
Level racun dalam hubungan tidak hanya terjadi dari segi romansa, melainkan juga keuangan. Perencana keuangan, Aidil Akbar, menjelaskan dalam sebuah video di channel Youtubenya bahwa interaksi yang tidak sehat dalam hubungan terkait dengan keuangan bisa disebut toxic financialship.
Tidak cuma menjangkiti pasangan yang sudah menikah, dalam level pacaran pun banyak hubungan yang tergolong sebagai toxic financialship dan intensitasnya justru lebih sering.
Toxic financialship disebut Aidil lebih rentan menyerang kaum millenial, utamanya mereka yang perempuan. Meski begitu, hal tersebut tetap bisa terjadi pada kedua belah pihak dalam hubungan.
Contoh kasus toxic financialship salah satunya adalah seperti ketika pasangan memaksa untuk membeli sebuah barang yang harganya jauh di atas kemampuan. Hal seperti ini tergolong sebagai perilaku keuangan yang tidak sehat, terlebih untuk pasangan yang masih di tahap pacaran.
Lalu bagaimana cara agar tak terjebak dalam toxic financialship tersebut? Aidil menjelaskan beberapa tips. Berikut ulasannya.
Usia millenial seharusnya sudah masuk ke dalam usia produktif di mana kita sudah bisa mencari penghasilan sendiri. Oleh karena itu, salah satu cara pertama untuk menjauhkan diri dari toxic financialship adalah dengan mencari pasangan yang sama-sama sudah bekerja.
Kamu dan pasangan bisa sama-sama tau bagaimana sulitnya mencari penghasilan sehingga bisa lebih menghargainya.
Kesenjangan finansial juga bisa jadi awal dari toxic financialship. Misal, pasanganmu sudah bekerja, namun penghasilannya berada di bawahmu. Hal ini bisa menjadi masalah jika pasangan mulai memanfaatkan keunggulan finansial yang kamu miliki, misal dengan memaksa untuk membebankan seluruh pengeluaran kepadamu. Mencari pasangan yang tidak jauh berbeda nilai penghasilannya akan dapat menekan kemungkinan tersebut.
Untuk kamu yang belum mempunyai pasangan, gaya hidup bisa menjadi parameter untuk mengukur kemungkinan munculnya toxic financialship dalam hubunganmu kelak. Perhatikan hal tersebut saat sedang melakukan pendekatan.
Apabila gaya hidupnya terlihat terlalu mewah dan tidak sebanding dengan pendapatannya, lebih baik kamu mundur. Akan ada dua kemungkinan, antara kamu yang dipaksa untuk mengikuti gaya hidup mewahnya atau kamu diminta untuk jadi donatur bagi kebutuhan jetsetnya.
Apabila kecenderungan toxic financialship baru terasa saat hubungan sudah berjalan, kamu masih punya pilihan untuk bertahan dan mengajak pasangan untuk pelan-pelan belajar tentang kesehatan finansial.
Kamu bisa melakukannya dengan menyampaikan hal-hal dasar seperti menabung dan kebijakan pengeluaran.
Jika pasangan tidak menunjukkan ke arah yang lebih baik, kamu bisa langsung dengan tegas memutuskan hubungan. Misal, saat dia mulai berani meminjam uang dalam jumlah besar setelah serangkaian kejadian berulang sebelumnya.
Hubungan yang sehat harusnya saling memberi. Kalau kamu jadi pihak yang lebih banyak dirugikan, untuk apa terus bertahan?
Hayo, gimana pola hubunganmu dengan pasangan terkait masalah finansial? Apakah kamu atau pasangan termasuk pribadi yang toxic?