Banyak yang Ketipu, Apa sih Investasi Bodong Itu?

Reporter : Andrawira Diwiyoga
Selasa, 14 Mei 2024 22:35
Banyak yang Ketipu, Apa sih Investasi Bodong Itu?
Investasi memang bisa bikin untung, tapi kalau bodong ya buntung namanya.

Di zaman sekarang, banyak investasi bodong yang merebak di tengah-tengah masyarakat. Investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan passive income yang dilakukan banyak orang.

Banyak model investasi yang bisa kamu lakukan dengan mudah, bahkan dengan HP doang lho. Namun, dalam berinvestasi juga harus hati-hati lho. Karena kalau salah, kamu malah terjebak dalam investasi bodong yang ujung-ujungnya gak ada untungnya.

Lalu, apa sih investasi bodong itu? Contohnya seperti apa sih investasi bodong itu? Penasaran kan? Jawabannya ada di bawah nih Diazens.

1 dari 4 halaman

Apa Itu Investasi Bodong Itu?

Investasi Bodong© shutterstock.com/Peace-loving

Investasi bodong merupakan istilah yang merujuk pada jenis investasi yang tidak sah atau penipuan investasi. Ini adalah skema di mana pelaku menawarkan peluang investasi dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, namun sebenarnya tidak ada investasi yang nyata atau bisnis yang mendukung keuntungan tersebut. Tujuan utama dari investasi bodong adalah untuk mengelabui orang agar menyerahkan uang mereka, yang kemudian digunakan oleh pelaku untuk kepentingan pribadi atau untuk membayar keuntungan kepada investor sebelumnya.

Investasi bodong sangat bisa memberikan kerugian finansial yang sangat signifikan bagi para korbannya. Target investasi bodong pun tidak pandang bulu alias menyasar ke semua elemen masyarakat. Jika tidak jeli maka akan dengan mudah jatuh ke dalam perangkap investasi bodong.

2 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Investasi Bodong

Investasi Bodong© shutterstock.com/Peace-loving

Secara kasat mata, investasi bodong tidak bisa dipandang atau dibedakan dengan investasi pada umumnya. Namun, jika kamu jeli, maka akan akan terlihat jelas perbedaannya. Berikut iniadalah beberapa ciri investasi bodong:

Menjanjikan Keuntungan Tinggi Dalam Waktu singkat

Investasi bodong sering menjanjikan keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat, jauh di atas rata-rata keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi legal dan sah. Tentu ini sebagai bentuk marketing agar banyak yang tergiur untuk menaruh uangnya di investasi bodong tersebut.

Kurangnya Informasi yang Jelas

Detail mengenai bagaimana keuntungan dihasilkan sering kali tidak jelas atau tidak transparan. Informasi tentang perusahaan, bisnis, atau skema investasi biasanya sangat minim atau tidak tersedia sama sekali.

Tidak Terdaftar di Otoritas Keuangan

Investasi bodong biasanya tidak terdaftar atau tidak diawasi oleh lembaga keuangan resmi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia. Ini sudah menjadi sebuah " red flag" jika investasi tersebut berujung penipuan karena tidak terpercaya atau kredibel.

Tekanan untuk Segera Berinvestasi

Pelaku sering menciptakan rasa urgensi, menekan calon investor untuk segera menginvestasikan uang mereka dengan alasan peluang ini hanya tersedia dalam waktu terbatas. Tidak jarang pelaku sampai memaksa agar korban melakukan investasi.

Testimoni atau Bukti Keberhasilan Palsu

Sering kali menggunakan testimoni dari orang-orang yang mengklaim telah mendapatkan keuntungan besar, yang sebenarnya mungkin saja palsu atau dibesar-besarkan.

Skema Bonus atau Komisi

Ada skema yang menawarkan bonus atau komisi untuk merekrut investor baru, mirip dengan skema piramida atau Ponzi.

Metode Pembayaran yang Tidak Biasa

Sering kali meminta pembayaran dalam bentuk yang tidak biasa atau sulit dilacak, seperti transfer ke rekening pribadi, mata uang kripto, atau pembayaran tunai.

Legalitas dan Dokumen yang Meragukan:

Dokumen legal atau sertifikasi yang disediakan sering kali meragukan, palsu, atau tidak dapat diverifikasi keasliannya.

Alamat atau Identitas yang Tidak Jelas

Perusahaan atau individu yang menawarkan investasi mungkin tidak memiliki alamat fisik yang jelas atau menggunakan identitas palsu.

Klaim Tanpa Risiko

Janji bahwa investasi tersebut bebas risiko atau sangat aman, padahal semua investasi pasti memiliki tingkat risiko tertentu.

3 dari 4 halaman

Contoh Investasi Bodong

Investasi Bodong© shutterstock.com/Peace-loving

Ada banyak modelatau contoh investasi bodong di tengah-tengah masyarakat, berikut di antaranya:

Investasi Online

Di zaman serba digital dan internet seperti sekarang ini, melakukan investasi bodong secara online mudah dilakukan. Biasanya, para penipu akan menyebar iklan di media sosial. Agar meyakinkan, pelaku tidak ragu untuk mencantumkan berbagai institusi terpercaya seperti OJK hingga bank ternama.

Jika target sudah tergoda dan telah mengisi form, korban pun bakal diwajibkan untuk segera melakukan trasnfer sejumlah uang. jika sudah ditransfer, website mereka pun auto tidak bisa diakses alias tiba-tiba menghilang.

Skema Ponzi

Skema satu ini dari dulu sampai sekarang masih saja berhasil menipu banyak orang. Dalam skema ini, pelaku bakal menginvestasikan uang korban dan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Namun, uang yang korban dapatkan merupakan uang dari korban lainnya. Skema Ponzi bakal runtuh jika pelaku tidak menemukan investor baru.

Arisan Bodong

Contoh investasi bodong lainnya adalah arisan bodong. Biasanya korbannya adalah ibu-ibu, dan dapat dilakukan secara online ataupun offline. Mulanya arisan berjalan lancar seperti pada umumnya untuk mengelabui. Lama-kelamaan, bakal macet dan akhirnya menghilang.

Penipuan Afinitas

Investasi bodong jenis ini mengincar anggota dari sebuah grup atau komunitas. Pelaku biasanya akan menjadi bagian dari kelompok tersebut untuk mendapatkan kepercayaan. Pelaku juga berusaha mengambil kepercayaan pemimpin grup atau komunitas agar mau berinvestasi sehingga anggota lainnya mengikuti.

Pump and Dump

Investasi bodong kali ini bermain dalam ranah saham. Para pelaku Pump and Dump akan membeli saham bernilai murah. Nantinya pelaku akan bergantung pada pembeli potensial untuk menaikkan harganya. Nantinya korban atau investor akan berpikir bahwa saham tersebut merupakan investasi yang buas dan akan membelinya dengan harga tinggi. Pelaku kemudian menjual saham dengan harga lebih tinggi tapi harga saham akan jatuh.

Koperasi Bodong

Investasi bodong juga ada dalam bentuk koperasi lho. Pelaku menawarkan investasi melalui koperasi yang menjanjikan bunga tinggi atau keuntungan besar. Namun, dana yang terkumpul digunakan untuk kepentingan pribadi pelaku atau untuk membayar keuntungan kepada investor lama.

Skema Piramida

Bentuk investasi selanjutnya yaitu skema piramida. Skema ini melibatkan perekrutan anggota baru yang membayar biaya untuk bergabung, dengan janji mendapatkan keuntungan dari merekrut anggota tambahan. Keuntungan utama berasal dari biaya rekrutmen, bukan dari penjualan produk atau layanan nyata.

Penipuan Investasi Properti

Contoh investasi bodong ini melibatkan penawaran di proyek properti yang ternyata fiktif atau dilebih-lebihkan. Pelaku mungkin menjual unit properti yang tidak ada atau tidak memiliki izin yang sah. Kasus ini sering terjadi di kota-kota besar.

4 dari 4 halaman

Tips Menghindari Investasi Bodong

Investasi Bodong© shutterstock.com/wisely

Sudah dijelaskan di atas sengeri apa jika kamu sudah terjerumus dalam investasi bodong. Berikut ini adalah beberapa tips dalam menghindari investasi bodong yang bisa kamu lakukan:

Lakukan Riset Mendalam

Sebelum berinvestasi, lakukan penelitian menyeluruh tentang perusahaan atau individu yang menawarkan investasi. Periksa reputasi mereka melalui ulasan online, berita, dan testimoni dari sumber terpercaya.

Periksa Legalitas

Pastikan perusahaan atau produk investasi terdaftar dan diawasi oleh otoritas keuangan yang sah, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia atau Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat. Kamu dapat memeriksa lisensi dan status perusahaan melalui situs web resmi otoritas terkait.

Waspadai Janji Keuntungan Besar

Hati-hati dengan penawaran yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko. Semua investasi yang sah memiliki tingkat risiko tertentu, dan keuntungan yang sangat tinggi biasanya berarti risiko yang tinggi pula.

Hindari Tekanan untuk Segera Berinvestasi

Penipu sering kali menciptakan rasa urgensi untuk membuat korbannya berinvestasi dengan cepat, tanpa memberikan waktu untuk berpikir atau melakukan riset. Jangan terburu-buru dan ambil waktu untuk mempertimbangkan keputusan investasi.

Verifikasi Informasi

Mintalah informasi yang lengkap dan detail tentang investasi, termasuk prospektus, laporan keuangan, dan rencana bisnis. Verifikasi kebenaran informasi ini dengan pihak ketiga yang independen jika memungkinkan.

Ketahui Skema Investasi

Pastikan kamu benar-benar memahami cara kerja investasi tersebut, bagaimana keuntungan dihasilkan, dan risiko yang terkait. Jika ada bagian yang tidak jelas atau terlalu rumit, berhati-hatilah.

Jangan Cuma Percaya pada Testimoni

Testimoni atau kisah sukses yang ditampilkan bisa saja palsu atau dimanipulasi. Carilah bukti nyata dari keberhasilan investasi tersebut melalui sumber yang dapat dipercaya.

Hindari Investasi di Produk yang Tidak Dipahami

Jangan berinvestasi dalam produk atau skema yang tidak dipahami sepenuhnya. Pastikan kamu memiliki pengetahuan yang cukup tentang instrumen investasi tersebut sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Cek Metode Pembayaran

Waspadai metode pembayaran yang tidak biasa atau sulit dilacak, seperti transfer ke rekening pribadi, mata uang kripto, atau pembayaran tunai. Transaksi ke rekening perusahaan yang sah lebih aman dan dapat dilacak.

Konsultasi dengan Ahli Keuangan

Jika kamu ragu tentang suatu investasi, konsultasikan dengan penasihat keuangan atau profesional keuangan yang terpercaya. Mereka dapat memberikan pandangan objektif dan membantumu membuat keputusan yang lebih baik.

Pakai Akal Sehat

Jika sesuatu terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin memang demikian adanya. Gunakan logika dan akal sehat dalam mengevaluasi tawaran investasi.

Itulah segala hal yang perlu kamu ketahui tentang investasi bodong. Semoga kamu terhindar dari investasi bodong ya.

Beri Komentar