© Shutterstock
Siapa di sini yang suka beli-beli barang termasuk pakaian? Pasti relate banget ya ini sama cewek-cewek.
Tahu gak sih, survei membuktikan bahwa manusia rata-rata cuma memakai 20% pakaian yang ia punya tapi selalu merasa kekurangan pakaian dan perlu beli lagi.
Kenapa? Karena kita cenderung mengambil langkah singkat yaitu beli tanpa melewati proses berpikir panjang.
Nah, oleh karena itu penting banget untuk mengerem kebiasaan buruk ini dengan teori The Buyerarchy of Needs.
Teori ini diperkenalkan oleh seorang illustrator Kanada, Sarah Lazarovic yang menempatkan “ membeli” sebagai pilihan terakhir (tingkat teratas seperti gambar di atas) setelah berbagai tahap lainnya dicoba.
Tujuan tentu saja untuk menghemat pengeluaran biar kantong gak cepet kering.
Gunakan dulu apa yang ada, karena keseringan kita mencari apa yang sebetulnya kita sudah punya.
Kalau barang yang ada masih bagus, kenapa harus beli baru ya kan?
Meminjam adalah cara lain untuk menghemat uangmu.
Jadi, sebelum buru-buru membeli, sebaiknya pikirkan tempat atau orang yang bisa kamu pinjam barangnya.
Beda-beda tipis dengan meminjam, Menukar atau barter bisa jadi solusi pada lapis ke-3.
Pikirkan dulu barang apa yang sekiranya sebanding dan bisa ditukar dengan barang yang diperlukan. Gak perlu malu ya guys!
Membeli barang bekas atau thrifting adalah cara pembelian dengan biaya yang murah.
Beli bekas bisa dengan dua cara; membeli untuk diri sendiri atau menjual yang lama sehingga bisa mendapat penghasilan tambahan.
Membuat barang sendiri memang butuh ongkos dan waktu yang gak sebentar, tetapi kamu bisa lebih menghemat dibandingkan membeli barang jadi.
Lapisan teratas piramida barulah membeli barang baru.
Tapi inget, biar gak boros teliti dulu toko mana yang menawarkan harga terbaik. Langkah lainnya tentu saja memastikan uang kamu aman sebelum membeli barang.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!