© Shutterstock
Umumnya dalam mengatur keuangan kita hanya mempraktikkan satu cara penyimpanan uang, yakni dengan menabung. Kemudian masa pandemi datang, krisis mulai menghampiri. Banyak perencana keuangan dan artikel yang mengimbau untuk kita menyiapkan dana darurat.
"Lho, selama ini aku nabung kok. Itu termasuk dana darurat kan?"
Nyatanya, terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara tabungan biasa dan dana darurat. Hal ini dijelaskan oleh perencana keuangan Prita Ghozie dalam Podcast Raditya Dika.
Di masa krisis ini seringkali kita mendengar keluhan dari orang-orang yang merasa kesulitan secara ekonomi. Padahal, sebelumnya mereka merasa bahwa jumlah uang di tabungan masih mencukupi.
Menurut Prita, hal itu terjadi karena kesalahan dalam memahami perbedaan tabungan dan dana darurat. Secara tujuan, tabungan mempunyai perbedaan yang signifikan dengan dana darurat.
" (Ada cash di tabungannya tapi itu bukan dana darurat, cashnya itu memang mau dia pakai untuk sesuatu hal," terang Prita.
Secara tujuan, tabungan adalah sesuatu yang kita kumpulkan dengan mengetahui peruntukannya terlebih dahulu.
" Ada orang yang mau ganti gadget, ada orang yang mau tiket liburan, ada yang buat modal nikah. Tapi suatu hari, itu akan dipakai dan dia tau buat apa," terang Prita.
Hal ini berbanding terbalik dengan dana darurat. Dana darurat adalah cash liquid yang dikumpulkan untuk berjaga-jaga tanpa mengetahui untuk apa dan kapan digunakan.
" Persis kayak mobil bawa-bawa ban serep. Mana kita tau kapan bannya akan bocor? Mana kita tau kapan bannya akan kempes?"
Efek yang diterima setelah menggunakan uang tabungan dan dana darurat pun akan terlihat berbeda. Setelah menggunakan tabungan, seseorang akan merasa bahagia karena tujuannya tercapai.
Sementara itu, setelah dana darurat terpakai, sudah pasti orang tersebut sedang mengalami musibah dan tidak merasa bahagia.
" Kalau sampai pakai dana darurat, itu artinya lo lagi sedih. Lo lagi kena musibah. As simple as that."
Nah, mulai pada tau kan apa bedanya dana darurat dan tabungan? Yuk mulai sekarang kita coba rapihkan perencanaan keuangan kita pelan-pelan. Toh keuntungannya juga kita yang rasa, kan?
(Dengarkan episode lengkap Podcast Raditya Dika bersama Prita Ghozie di sini)