© Teenvogue.com
Geliat K-pop di dunia musik telah merambah hampir seluruh penjuru dunia. Boyband BTS adalah satu nama yang membuat penyebarannya semakin masif. Kita boleh ngaku nggak suka K-pop, tapi begitu alunan lagu hits dari BTS terdengar, pasti rasanya akan sangat familiar.
Besarnya nama BTS tak hanya mendongkrak popularitas K-pop, namun juga berpengaruh besar pada perekonomian Korea Selatan. Saking pentingnya, BTS bahkan sampai disebut sebagai salah satu aset negara lho!
Bangtan Sonyeondan atau lebih populer dengan sebutan BTS adalah sebuah boyband asal Korea Selatan. BTS terbentuk pada 2013 di bawah naungan manajemen Big Hit Entertainment.
Sejak awal terbentuk hingga kini, BTS sudah berhasil mengukir sederet prestasi dan rekor. Salah satu yang paling mentereng adalah ketika MV lagu 'Boy With Luv' yang dirilis pada April 2019 menjadi video YouTube paling banyak ditonton dalam 24 jam. BTS juga berhasil melampaui rekor The Beatles dengan menempatkan tiga albumnya di peringkat penjualan teratas dalam satu tahun.
Tur dunia BTS bertajuk 'Love Yourself: Speak Yourself' berhasil meraup $44 juta dari enam pertunjukan di Amerika Serikat. Lagu 'Dynamite' juga berhasil memberi keuntungan sebesar $1,4 milyar. Rangkaian capaian dan rekor tersebut berhasil menempatkan BTS ke dalam daftar 100 selebriti terkaya 2019 berdasarkan catatan Forbes. BTS berada di peringkat ke 43 dengan penghasilan kotor sebesar $57 juta.
Sederet penghasilan lain BTS datang dari penjualan merchandise, yang sempat mencapai rekor tertinggi Korea Selatan pada 2019 dengan catatan 3,4 juta kopi dalam satu bulan, dan kerja sama dengan brand ternama.
Tingginya pendapatan BTS tak hanya mendongkran perekonomian para personel dan manajemen semata. BTS rupanya turut memberi sumbangsih untuk perekonomian Korea Selatan sebagai suatu negara.
Berdasarkan data yang dirangkai oleh Statista pada 2018 silam, penghasilan BTS telah berpengaruh dalam pendapatan per kapita Korea Selatan layaknya perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung, Hyundai, LG Electronic, Kia, dan Korean Air. Dari total pendapatan per kapita $1.619 milyar, BTS memberi sumbangsih 0,3% dengan nilai nominal $4,65 milyar. Persentasenya hanya terpaut 0,4% dengan Korean Air.
Pengaruh besar BTS telah memberi dampak positif dari segi popularitas Korea Selatan. Sektor pariwisata Negeri Gingseng turut melambung berkat eksistensi BTS. Berdasarkan data Hyundai Research Institute, sebagak 796 ribu wisatawan mancanegara telah berkunjung ke Korea Selatan dalam setahun dengan BTS sebagai alasan utamanya. Dari total 10,41 juta total wisatawan yang datang ke Korea Selatan pada 2017, sebanyak 7,6% di antaranya melakukan kunjungan karena terpengaruh oleh keberadaan BTS.
Lonjakan wisatawan karena dampak dari produk industri kreatif seperti ini sudah pernah dirasakan oleh Korea Selatan di era K-drama 'Winter Sonata' dengan wisata Pulau Nami pada 2002 serta Psy dengan wisata Gangnam pada 2012.
Besarnya pengaruh BTS untuk Korea Selatan telah menegaskan posisi industri kreatif sebagai salah satu sumber penghasilan utama negara. Lalu apakah cara yang sama bisa diberlakukan di Indonesia?
Indonesia sebenarnya sudah mulai sadar dengan potensi dari industri kreatif. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan instansi yang mendukung produk industri kreatif untuk bisa menjadi aset negara. Dimulai dari dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yang kini telah menyatu dengan kementerian di bidang pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Di tahun 2019, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama menyebut 16 sektor yang memberi kontribusi besar untuk perekonomian di bidang kreatif. Wujud sumbangsihnya pun rupanya cukup tinggi Dilansir dari Bisnis.com, sepanjang 2018 industri kreatif telah memberi sumbangsih sebesar Rp 1.102 triliun.
Wah, dengan angka segede itu, berarti Indonesia akan bisa ngejar Korea Selatan dan K-pop-nya dong?
Perlu jadi catatan bahwa tiga sektor industri kreatif yang memberi kontribusi terbesar adalah industri kuliner (41,69%), industri fashion (18,15%), dan industri kriya (15,70%). Di tahun yang sama, industri musik sendiri hanya menempati posisi sembilan dari 16 subsektor dengan sumbangsih 0,48%.
Kondisi tersebut mungkin akan membuat kecewa para fans K-pop yang mengharapkan kemunculan supergroup dengan sumbangsih besar seperti BTS. Namun, di sisi lain fakta tersebut juga bisa memberi isyarat bahwa Indonesia bisa menciptakan BTS sendiri dari sektor lain.
Kalau Korea Selatan besar dengan BTS sebagai delegasi K-pop, Indonesia bisa jadi akan mendunia berkat kuliner khas, kain etnis, atau kerajinan tangan tradisional.
Semoga industri kreatif Indonesia bisa jadi salah satu pendongkrak besar ekonomi negara di kemudian hari ya!