© Shutterstock
Dalam melakukan perencanaan keuangan, pencatatan adalah salah satu hal yang punya peran penting. Penting untuk mencatat arus keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran untuk mengetahui dari mana uang kita datang dan ke mana alokasinya.
Mencatat pemasukan mungkin terasa lebih mudah--terlebih untuk para karyawan--karena ada sumber dan jumlah tetap tiap bulannya. Namun, mencatat pengeluaran sering kali terasa lebih sulit dilakukan. Serapi apapun kita berusaha mengumpulkan catatan pengeluaran, selalu saja ada sejumlah rupiah yang nggak kita ketahui ke mana juntrungannya.
Pengeluaran yang tak terlacak ini biasa disebut sebagai mystery spending.
Permasalahan mystery spending ini ternyata tidak dirasakan oleh segelintir orang saja. Banyak orang dari belahan dunia lain pun turut merasakannya.
Sebuah survei dilakukan oleh YouGov bersama Visa pada 2015. Hasilnya, ditemukan bahwa tiga negara Asia dengan persentase pengeluaran misterius tertinggi tiap bulannya dipegang oleh Thailand (72%), China (66%), dan India (60%).
Indonesia sendiri berada di peringkat keempat dengan jumlah rata-rata pengeluaran misterius tiap minggu sebesar lebih dari Rp 440.000.
Pertanyaannya, ke mana larinya uang-uang tersebut?
Masih dari survei yang sama, ditemukan bahwa pengeluaran misterius orang Indonesia didominasi untuk barang-barang non-essential (tersier), makanan ringan, makan bersama keluarga dan teman, serta kebutuhan hiburan seperti nonton film, konser atau pergi pesta.
Dilihat dari polanya, pengeluaran tersebut menjadi masuk akal mengingat budaya sosial di Indonesia yang masih sangat kental. Kegiatan kumpul-kumpul sepertinya adalah salah satu sumber utama pengeluaran tak terlacak.
Pernah dengan stereotip perempuan yang doyan belanja?
Nyatanya, dalam survei tersebut, ditemukan bahwa pengeluaran tak terlacak pada laki-laki jauh lebih besar nominalnya dibanding perempuan.
Mysterious spending sebesar Rp 470.000 biasa dikeluarkan oleh para laki-laki tiap minggunya, berbeda dengan perempuan yang lebih kecil, yakni sebesar Rp 421.000 per minggu.
Jumlah besaran pengeluaran tak terlacak alias mystery spending ternyata lumayan besar ya.
Ke depannya, kita bisa lebih memperketat pencatatannya untuk bisa mempermudah dalam mengatur keuangan.