© Shutterstock
Pernikahan nggak cuma berarti menemukan cinta sejati yang akan menemani sampai mati. Lebih realistis, pernikahan adalah kerja tim. Selayaknya kerja tim, tentu harus ada pembagian tugas antar kedua belah pihak, dalam hal ini suami dan istri. Pembagian ini juga meliputi dalam hal keuangan.
Model pembagian keuangan dalam keluarga ada bermacam-macam. Disebutkan oleh ahli perencaan keuangan, Prita Ghozie, bahwa ada empat jenis pembagian keuangan dalam rumah tangga. Apa saja kah itu?
Dalam model pembagian ini, baik suami maupun istri mempunyai sumber penghasilan masing-masing. Kemudian penghasilan tersebut akan digabungkan seratus persen untuk kebutuhan keluarga.
" Mungkin nanti prianya dijatahin berapa, perempuan dijatahin berapa untuk kebutuhan mereka masing-masing, tapi most of it itu masuk ke situ (kebutuhan keluarga)," terang Prita dalam interview dengan Raditya Dika.
Di model pembagian yang kedua ini, semua uang penghasilan suami akan diserahkan pada istri untuk dikelola. Sementara istri juga memegang uangnya sendiri.
" Ini namanya SUAMI. Semua uang anda milik istri," kelakar Prita.
" Hahahaha, makanya namanya suami ya," sahut Radit.
Di model pembagian yang ketiga ini, masing-masing penghasilan dikelola sendiri. Istri mengelola uangnya sendiri, begitu pula dengan suami. Masing-masing pihak juga tidak saling tahu dengan kondisi keuangan pasangannya.
" Pokoknya si laki-laki nanti akan bertanggung jawab misalnya bayar cicilan, apa apa apa. Perempuan tanggung jawabnya mungkin belanja bulanan dan lain-lain. Masing-masing nggak saling tahu penghasilannya berapa," papar Prita.
Model pembagian yang terakhir ini nampaknya banyak diterapkan di keluarga konservatif di mana suami menjadi sumber pengahsil uang tunggal.
" Sementara si perempuan dia sama sekali mungkin tidak berpenghasilan. Jadi dia hanya menantikan saja penghasilan dari si laki-lakinya," terang Prita.
Dari empat model di atas, Prita tidak menyatakan ada yang paling benar karena semuanya bersifat menyesuaikan kondisi rumah tangga masing-masing.
" Sebenarnya nggak ada yang paling bener, nggak ada yang paling salah. Tetapi kalau mau ditanya mana yang paling optimal, jawabannya yang nomor satu," ujar Prita.
" Kenapa? Bayangin kalau penghasilannya digabung, maka kekuatan finansial keluarga akan gede banget kan."
Kalau rumah tangga Moms sekalian cenderung pakai yang mana? Semoga pola mana pun yang dipakai bisa bekerja optimal dan nggak menimbulkan masalah ya!