© Market.bisnis
Secara umum, mengutip dari berbagai sumber, penyebab rupiah melemah pada nilai mata uang dollar US dikarenakan permintaan akan mata uang rupiah jauh lebih sedikit daripada dollar ataupun Euro. Ada pula faktor lain yang menjadi penyebab rupiah melemah, khususnya di tahun 2018 lalu.
Pertumbuhan ekomoni di Indonesia mengalami guncangan dengan nilai mata uang rupiah yang jatuh. Sehingga hal ini menyebabkan harga barang-barang kebutuhan menjadi melonjak. Belum lagi dengan harga transportasi umum yang juga ikutan naik dan tentu saja hal ini menjadi keluhan banyak orang.
Di tahun 2018 lalu, penyebab rupiah melemah ini disampaikan langsung oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keungan Indonesia. Penyebab rupiah melemah 2018 dikarenakan imbal hasil obligasi negara atau surat utang negara tenor 10 tahun milik Amerika Serikat yang terus semakin kuat.
Menurut data RTI pada 8 Oktiber 2018 pukul 13.00, Sri Mulyani mengatakan bahwa nilai tukar rupiah ada di nilai Ro 15.218 per dolar AS. Ia juga mengatakan bahwa imbal hasil atau yield dari bond Amerika Serikat ini untuk jangka waktu sepuluh tahun meningkat hingga mencapai 3,4 persen. Padahal, di angka biasanya nilai imbal ada di bawah 3 persen.
Selain itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia juga mengatakan penyebab rupiah melemah 2018 ini dipengaruhi tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.
Belum lagi, suku bunga ini bisa jadi bergerak lebih cepat atau mungkin akan terus menanjak seiring dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Jerome Powell. Ia menaikkan suku bunga tiga kali lagi di tahun 2019.
Hal ini tidak bisa dihindari, seperti kata Sri Mulyani. Sebab, hal ini merupakan fenomena global yang mana fleksibilitas atau kenaikan dan penurunan nilai tukar tidak bisa dihindari.
Kalau itu tadi yang terjadi tahun 2018, berikut ini penyebab nilai rupiah melemah secara umum.
Impor yang meningkat membuat permintaan dollar USA juga ikut meningkat. Sehingga menyebabkan nilai mata uang rupiah akan berkurang atau bahkan jatuh. Sebab, rupiah terus-menerus ditukarkan ke bentuk dollar. Hal ini juga menyebabkan supply rupiah naik bersamaan dengan permintaan dollar yang juga naik.
Saat orang-orang kaya lebih suka berinvestasi di Amerika dan Eropa ketimbang Indonesia, maka nilai rupiah akan turun. FDI (Foreign Direct Imvestment) atau aliran investasi asing langsung di suatu negara ini dipengaruhi oleh tumbuh-kembangnya perekonomian di negara tersebut.
Jika pertumbuhan pasar di negera penerima baik, maka aliran FDI ini juga semakin tinggi dan naik. Oleh sebab itu, pertumbuhan pasar di suatu negara menentukan prospek keuntungan dari investasi tersebut. Maka, kesejahteraan masyarakat juga semakin baik dengan tingginya pendapatan dan daya beli masyarakat.
Dengan begitu, para investor ini sudah lebih dulu memilih hendak berinvestasi di mana, dan tentu saja memilih negara yang ekonominya lebih cerah, Amerika misalnya. Itu kenapa permintaan dollar semakin meningkat dan jadi penyebab rupiah melemah.
Kebijakan Amerika dan China juga berpengaruh dalam hal ini. Sedangkan kebijakan Indonesia diantaranya:
1. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berkualitas.
2. Membangun infrastruktur.
3. Menambah pasokan valas dengan meningkatkan ekspor.
4. Menguatkan pendapat pariwisata.
5. Meningkatkan daya saing industri nasional.
6. Menghilangkan hambatan yang bisa mengganggu iklim investasi.
Berdasarkan jenisnya, utang Indonesia ada dua, yaitu utang dalam negeri dan luar negeri. Jika dalam negeri menggunakana mata uang rupiah, sedangkan luar negeri berupa valas atau valuta asing yang paling banyak pakai dollar USA.
Jika utang luar negeri menggunakan mata uang negera lain dan harus dibeli dengan menukarkan rupiah ke kurs mata uang tersebut maka, rupiah akan melemah terhadap dollar USA. Itu kenapa semakin banyak utang Indonesia menjadi penyebab rupiah melemah.
Penyebab rupiah melemah lainnya adalah besarnya bunga dari bank sentral atau lembaga keungan lainnya. Kenaikan suku bunga ini menari para investor mencari high return untuk menanam midal sehingga permintaan mata uang naik.
Sehingga besarnya suku bunga menentukan nilai mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga, maka tinggi pula permintaan mata uang negara tersebut.
Adanya perbedaan inflasi Indonesia dengan negara lain ini juga berpengaruh menjadi penyebab rupiah melemah. Inflasi merupakan kondisi suatu peningkatan harga secara umum yang sifatnya kontinu atau berlanjut dan berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh banyak faktor.
Inflasi memang perlu untuk memajukan perekonomian suatu negara, asal masih dalam angka wajar. Jika berlebih, akan menjadi penyebab rupaih melemah.
Penyebab rupiah melemah lainnya bisa dikarenakan keadaan krisis moneter di Indonesia, atau bahkan di negara lain. Sebab, perekonomian suatu negara juga dipengaruhi keadaan ekonomi di negara lain. Apalagi, Indonesia sangat bergantung dengan kondisi ekonomi Amerika dan China.
Sehingga, jika salah satu dari Amerika atau China mengalami krisis ekomoni, maka Indonesia juga terkena imbasnya. Tentu saja dampak ini cukup besar. Meski tidak sebesar Indonesia yang mengalaminya, namun bisa menghambat perekonomian di Indonesia dan menjadi penyebab rupiah melemah.
Nggak hanya aktivitas impor-ekspor atau utang luar negeri, tapi aktivitas politik juga bisa menyebabkan rupiah melemah. Sebab, kebijakan ekonomi di suatu negara berjalan dipengaruhi dari peran politik. Adapun contoh kegiatan politik yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, dintaranya:
1. Pemilu
2. Kontroversi politik
3. Konflik antar negara
4. Ketidakpastian sosial
Itu tadi guys, penyebab tupiah melemah yang perlu kamu tahu, bahkan yang pernah terjadi saat tahun 2018.
