© Shutterstock - Wikipedia
Konsep koperasi adalah hal yang sudah biasa kita kenal di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Koperasi No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinspi koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Hari ini, tanggal 12 Juli 2021 diperingati sebagai Hari Koperasi Nasional. Jika menyebut nama organisasi ekonomi itu, kita tak bisa melepaskannya dari sosok Mohammad Hatta alias Bung Hatta. Meski begitu, Bung Hatta bukan satu-satunya tokoh yang berperan penting dalam munculnya koperasi di Indonesia lho.
Untuk info lebih lanjut, simak ulasan sejarah koperasi di Indonesia berikut yuk, Diazens!
Berdasarkan sejarah, Bung Hatta didapuk sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pemberian gelar itu tak sembarangan, pasalnya wakil presiden pertama Republik Indonesia itu berperan besar dalam proses kemajuan koperasi di Tanah Air.
Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Bapak Koperasi dalam Kongres Koperasi Indonesia yang digelar pada 17 Juli 1953. Peran besar Bung Hatta untuk Koperasi indonesia hadir lewat berbagai pidato dan buah pemikiran yang dituangkan dalam buku-buku ilmiah mengenai ekonomi dan koperasi.
Salah satu buku yang paling dikenal adalah 'Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun' yang dirilis pada 1971.
Meski mendapatkan gelar sebagai Bapak Koperasi, namun Bung Hatta bukanlah pelopor dari berdirinya koperasi di Indonesia. Adalah R. Aria Wiratmadja, seorang Patih Kabupaten Purwokerto yang mempelopori konsep koperasi pertama di Bumi Pertiwi.
Kala itu Aria Wiratmadja merintis sebuah koperasi simpan pinjam--dikenal juga sebagai bank rakyat--yang dikhususkan untuk memberi pinjaman pada pegawai negeri. Dikutip dari Modul Pembelajaran Ekonomi terbitan Kemendikbud, koperasi bernama Hulf Sparbank (Bank Tabungan Penolong) didirikan Aria Wiratmadja di penghujung tahun 1800-an untuk membantu kaum ningrat agar tak terjerat utang dengan lintah darat.
Kemunculan koperasi saat itu belum bisa berkembang lantaran terbentu situasi Indonesia yang masih ada di bawah kekuasaan Belanda dan Jepang.
Meski demikian, percikan-percikan api pergerakan satu per satu muncul. Dilansir dari laman Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), organisasi pemuda Budi Oetomo turut serta dalam kemajuan koperasi saat mereka mulai membangun koperasi rumah tangga pada 1908.
Hal itu dilanjutkan dengan berdirinya koperasi pedagang dan pengusaha tekstil yang diprakarasi oleh Syarikat Dagang Islam di tahun 1913. Kemudian pada 1927 kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) ikut membangkitkan pergerakan koperasi yang ditujukan sebagai wahana pendidikan ekonomi rakyat dan nasionalisme kebangsaan.
Gerakan koperasi Indonesia yang awalnya terpencar-pencar karena penjajahan akhirnya berhasil dipersatukan seiring diraihnya kemerdekaan. Hal itu ditandai dengan digelarnya Kongres Gerakan Koperasi Pertama di Tasikmalaya pada tanggal 12 Juli 1947, tanggal yang kemudian ditasbihkan sebagai hari lahir koperasi.
Kongres tersebut disambut dengan sangat antusias oleh para pelaku koperasi, terbukti dengan hadirnya sekitar 500 orang utusan dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Bersamaan dengan kongres tersebut, dilahirkanlah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya.
Dalam perjalanannya, SOKRI banyak mengalami perubahan nama. Perubahan terakhir terjadi pada 1968 saat SOKRI berganti menjadi Dewan Koperasi Indonesia atau Dekopin yang bertahan hingga sekarang.
Hingga kini, Dekopin menjadi satu-satunya lembaga dalam gerakan koperasi Indonesia. Berdasarkan data pada 2019 silam tercatat ada 123.048 unit koperasi aktif yang menaungi total 22.463.738 anggota di seluruh Indonesia.
Selamat Hari Koperasi Nasional. Maju terus ekonomi rakyat!