© 2020 Https://www.tissorindonesia.com
Pesona Pulau Dewata Bali, kini tak lagi ramai dikunjungi wisatawan, sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan bahwa Covid-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia. Hal ini mau tak mau berdampak pada semua bisnis pariwisata di Bali yang sayang sekali kini jadi lumpuh, tak terkecuali bagi usaha penukaran valuta asing (money changer).
Alvian Sampow adalah salah satu pemilik usaha money changer di kawasan Jimbaran, Alvian mengaku pendapatan bisnisnya menurun sangat signifikan semenjak virus corona (Covid-19) masuk hingga ke Bali. Wabah Covid-19 memberikan pukulan yang telak pada sektor pariwisata di Bali, termasuk di Jimbaran, sehingga kunjungan wisatawan dan aktivitas ekonomi menjadi cenderung sepi.
" Dampaknya besar sekali apalagi buat pariwisata. Covid-19 ini membuat usaha turun banget, bisa pendapatan dalam sehari 0, karena tamunya [pengunjung] sudah tidak ada yang menukar, sudah tidak ada," ujar Alvian mengutip dari Merdeka.com.
Pria 46 tahun yang telah menggeluti bisnis penukaran valuta asing selama 20 tahun ini, kini dihadapkan dengan situasi sulit untuk mendapatkan titik terang atas persoalan bisnisnya. Namun pada suatu waktu, ia tak sengaja menonton tayangan televisi yang menginformasikan bahwa pemerintah memberikan kelonggaran kredit, baik yang diberikan oleh perbankan ataupun industri keuangan nonbank, berupa penundaan cicilan hingga satu tahun dan juga penurunan bunga.
Setelahnya, Alvian yang merupakan nasabah Bank BRI selama 11 tahun ini, langsung menghubungi kantor cabang terdekat untuk mengajukan keringanan pinjaman. " Waktu nonton TV, saya melihat berita pemerintah ada relaksasi keringanan, dari situ saya langsung mengajukan ke BRI," ucapnya.
Selama pengajuan keringanan, Alvian bercerita bahwa prosesnya relatif mudah dan cepat, sehingga dirinya tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan relaksasi kredit tersebut. Alvian menambahkan bahwa keringanan yang didapatnya sangatlah menguntungkan untuk perkembangan bisnisnya.
" Keringanan yang diberikan sangat membantu, karena pemasukan menurun. Jadi kalau otak sudah tenang tidak perlu mikir harus bayar pinjaman begini-begini, kerja bisa fokus ya, walau penghasilannya tidak seperti biasanya," jelas Alvian.
Pria asal Manado ini menceritakan bahwa sebelum adanya wabah Covid-19 di Bali, bisnis penukaran valas yang dijalankannya selalu ramai oleh pengunjung baik domestik maupun turis luar negeri, sehingga pendapatan Alvian dalam satu hari relatif besar. Dalam situasi normal, Alvian bisa mengantongi omset sekitar Rp 500 ribu per hari atau sekitar Rp 12 juta - Rp 15 juta per bulan. Bahkan untuk meningkatkan usahanya, Alvian melakukan kerja sama dengan money changer yang berskala besar untuk memenuhi kebutuhan valas.
" Usaha money changer bukan usaha satu-satunya, kadang-kadang saya juga mengantar tamu (wisatawan), tetapi sekarang tamunya (turis) saja sudah tidak ada. Paling orang domestik yang menukar uang, tetapi juga sekarang terpengaruh imbauan physical distancing," ujar Alvian.
Namun dengan kondisi sekarang yang sepi pengunjung dan turunnya permintaan akan penukaran valuta asing, membuat bapak dari tiga orang anak ini dituntut harus memutar otak. Alvian pun berupaya mendapatkan pemasukan lain dengan mencoba-coba berjualan online. Bagaimana tidak, pendapatan dari usaha money changer tak lagi dapat diandalkan oleh Alvian dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan, juga tidak bisa untuk memenuhi kewajiban di bank.
" Sekarang ini nasabah-nasabah juga sangat terbantu adanya program dari BRI ini dan semoga saja Covid-19 bisa selesai. Jadi bisa berusaha lagi kerja lagi, untuk sekarang ini memang terbantu sekali dengan adanya program ini," tambah Alvian.
Alvian berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar aktivitas pariwisata dan ekonomi di Bali kembali pulih, sehingga roda bisnis money changer dan usaha sampingannya dapat kembali seperti semula. Dalam kebijakan relaksasi kredit, BRI sebagai bank yang concern terhadap pemberdayaan sektor UMKM, memberikan keringanan bagi pelaku usaha yang mengalami penurunan pedapatan usaha akibat pandemi Covid-19. Hal ini sebagai wujud nyata bahwa BRI terus mendukung keberlangsungan usaha sektor UMKM dan meningkatkan layanan kepada nasabahnya di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi Covid-19.