© Instagram.com/sacha_stevenson
YouTuber Sacha Stevenson baru-baru ini menyampaikan niatannya untuk meninggalkan Indonesia setelah 20 tahun hidup di sini. Keputusan itu diambil oleh Sacha setelah merasa tak mampu jika harus membiayai sekolah anaknya di Indonesia.
"Kenapa pulang ke Kanada? Karena edukasi, karena pendidikan," ujar Sacha Stevenson dalam video berjudul 'I'm Leaving' yang diunggah di kanal YouTube-nya.
Sacha Stevenson lebih memilih untuk meninggalkan Indonesia dan pulang kampung ke negara asalnya Kanada yang dirasa memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
"Karena (pendidikan di Indonesia) mahal. Because national school in Canada, public school namanya, lebih bagus menurut saya daripada national plus school di Indonesia," papar Sacha.
Mendengar alasan yang diungkapkan oleh Sacha Stevenson, mungkin kita dibuat semakin penasaran. Memangnya pendidikan di Kanada jauh lebih terjangkau? Kok bisa sih biaya sekolah anak di Indonesia dianggap lebih mahal?
Sebagai awal, kita perlu mendapatkan gambaran tentang bagaimana sistem pendidikan di Kanada secara umum, terutama dari segi kebijakan pembayarannya.
Layaknya di Indonesia, di Kanada pun sekolah terbagi menjadi negeri dan swasta. Untuk sekolah swasta terdapat persyaratan khusus seperti mengikuti tes wawancara dan tulis serta memenuhi pembayaran.
Dikutip dari Internations.org, biaya sekolah swasta di Kanada berada di kisaran 4.000-26.000 dollar Kanada per tahun atau setara dengan 44-287 juta rupiah per tahun. Biaya tersebut belum mencakup kebutuhan sekolah seperti buku pelajaran.
Sekilas terlihat lebih mahal, namun bukankah yang swasta akan selalu memiliki biaya lebih tinggi? Sebagai perbandingan, biaya yang harus dikeluarkan jika kita bersekolah di sekolah negeri di Kanada adalah sebanyak.......nol dollar Kanada atau setara dengan nol rupiah.
Ya, pendidikan untuk sekolah negeri di Kanada telah dibiayai secara penuh oleh pemerintah. Siswa bahkan mendapatkan pinjaman untuk buku pelajaran pendukung. Trasnportasi? Tenang, ada bus sekolah yang juga bebas biaya dan selalu tiba tepat waktu. Penambahan pengeluaran hanya datang dari kebutuhan pribadi seperti buku tulis, alat-alat tulis, tas, dan perlengkapan yang digunakan sendiri.
Pendidikan di Indonesia sendiri belum bisa menerapkan sistem pembayaran nol rupiah seperti yang terjadi di Kanada. Kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diturunkan pun mengarah pada kebutuhan pihak sekolah, meski juga diharapkan dapat mempengaruhi biaya sekolah agar menjadi lebih murah.
Asumsi biaya pendidikan sekolah negeri jika dihitung berdasarkan iuran bulanan terdiri dari SD Rp 300.000 per bulan (Rp 10,8 juta per 6 tahun), dan SMP Rp 1 juta per bulan (Rp 36 juta per 3 tahun).
Kemudian untuk di tahap SMA rata-ratanya sebesar Rp 1.250.000 per bulan (Rp 45 juta per 3 tahun). Total iuran yang harus dibayar untuk 12 tahun belajar adalah Rp 91,8 juta rupiah. Angka ini di luar biaya pendaftaran dan kebutuhan lain-lain seperti seragam, buku pelajaran, alat tulis, dan transportasi pulang pergi.
Mulai terasa bedanya?
Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia akan terasa sangat relatif jika kita melihat hanya ke dalam negeri. Faktanya, berdasarkan survei Global Partnership for Education, Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 66 negara yang disurvei untuk urusan pendidikan.
Bagaimana dengan Kanada? Mereka berada di peringkat ke tujuh.
Sekarang bisa sedikit memahami kenapa bagi Sacha Stevenson, pulang kampung ke Kanada adalah pilihan yang lebih bijak, kan?