© Liputan6.com/Johan Tallo
Saham BBCA baru saja mengalami stock split atau pemecahan saham. Nilai dari saham PT Bank Central Asia Tbk. itu pun masih betah berada di zona hijau pada hari kedua perdagangan pasca stock split, yakni pada hari Kamis ini (14/10).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bloomberg, pada pukul 11.30, investor asing diketahui membeli saham BBCA dengan nilai yang tercatat sebesar Rp 244,9 miliar. Nilai ini jadi yang terbesar hingga penutupan sesi I. Saham BBCA pun naik 3,32 persen ke Rp 7.775 per saham di akhir perdagangan I.
Kondisinya pun tetap konsisten. Tercatat hingga pukul 13.32, saham BBCA masih ada di zona hijau dengan persentase kenaikan serupa, yakni 3,32 persen, yang membuatnya mengalami peningkatan ke level 7.800 pers saham.
Saham BBCA yang merupakan saham bank swasta terbesar ini ditransaksikan sebanyak 92.40 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 721,10 miliar. Pada tahap ini, BBCA tercatat memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 961,5 triliun.
Sebelumnya, pada Rabu (13/10) saham BBCA ditutup di level 7.525 per saham atau menguat 2,73 persen dengan nilai transaksi Rp 1,6 triliun. Sementara itu, volume transaksinya sendiri mencapai 210,89 juta saham.
Berkenaan dengan situasi melejitnya saham BBCA, Jahja Setiaatmadja selaku Direktur Utama BCA mengimbau pada investor ritel yang tak terbiasa memegang fundamental bagus untuk berhati-hati, pasalnya investor asing akan dengan mudah melakukan transaksi jual atau beli.
" Hati-hati karena ketika harga lagi tinggi investor asing siap take profit juga. Jangan pikir bahwa ini unlimited. Ini warning ya," ungkap Jahja dikutip dari sesi live Instagram pada Kamis (14/10).
Jahja menjelaskan bahwa saham BBCA yang saat ini berada di level tertinggi akan memungkinkan investor asing untuk melakukan taking profit. Namun berbanding terbalik, asing pun akan siap untuk membeli saat ritel terlalu cepat menjual karena menyebabkan harganya turun drastis.
Oleh karena itu, Jahja menila saham BBCA memiliki prospek yang baik sehingga ia tegaskan untuk para investor ritel untuk tetap berhati-hati dan taktis dalam berinvestasi.
" Jangan terlalu emosional, bahwa prospek ke depan pasti bagus, tetapi tidak sedemikian cepat. Day by day akan naik terus, jadi ini juga suatu strategi," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya saham BBCA melakukan aksi stock split dengan rasio 1:5. Artinya, satu saham mereka dipecah menjadi lima saham baru. Nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split diketahui sebesar Rp 62,5, sedangkan setelah stock split nilai saham BBCA adalah sebesar Rp 12,5.
Keputusan BBCA untuk memecah harga saham didasari oleh perkembangan pasar modal saat ini dengan tingginya minat dari investor ritel.
Itu tadi adalah informasi seputar rekomendasi saham BBCA dan prospek ke depannya. Tertarik untuk berinvestasi?