© 2022 Unsplash
Sempat anjlok, pasar kripto berhasil rebound pada Jumat (11/11/2022). Hal ini karena investor cenderung optimis setelah dirilisnya inflasi Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2022, meski sentimen dari krisis FTX masih menjadi perhatian.
Melansir dari CoinMarketCap pada pukul 10:00 WIB, Bitcoin melonjak 6,29% ke posisi harga US$ 17.183,94/koin atau setara dengan Rp 267.038.428/koin (asumsi kurs Rp 15.540/US$). Sedangkan untuk Ethereum melejit 9,47% ke posisi US$ 1.250,23/koin atau Rp 19.428.574/koin.
Ini pergerakan Bitcoin pada hari ini:
Korelasi Bitcoin dengan saham mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada akhir September, namun turun selama sekitar satu bulan terakhir. Meskipun terlihat sedikit peningkatan, saham juga rally mengikuti data CPI.
Analis investasi AS di eToro, Callie Cox mengatakan, industri berubah secara langsung di depan mata, baik dari segi pergerakan harga, saat ini kripto sangat sulit dicerna.
“ Saat ini, sulit untuk dicerna dari sudut pandang harga karena kripto. Tetapi kita tahu bahwa masyarakat sedang bergerak menuju masa depan yang terdesentralisasi, dan teknologi blockchain telah terbukti sangat berguna,” ujar Cox dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2022).
Lonjakan juga terjadi karena investor masih mencerna rincian krisis yang sedang berlangsung di FTX dan potensi penularan kegagalannya dapat menyebar ke seluruh pasar.
Pada Rabu bitcoin membukukan kerugian dua hari sekitar 24 persen, dan kemudian jatuh lebih jauh ke level terendah sejak November 2020 yaitu di level USD 15.558. Pada saat yang sama, Ether kehilangan sekitar 32 persen selama dua hari.
Terlepas dari pembalikan dan reli yang terjadi saat ini, bitcoin tetap jatuh lebih dari 70 persen dari harga tertinggi sepanjang masa, tepat satu tahun yang lalu.
Tingkat inflasi yang mengacu pada Indeks Harga Konsumen (IHK) AS hanya naik 0,4 peren pada bulan Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Sedangkan inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7 persen (year-on-year/yoy). Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3 persen (mtm) dan 6,3 persen (yoy).
Angka tersebut merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6 persen mtm dan 7,9 persen yoy.
" Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar," kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.
" Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik," tambah Courtney.
Sesaat usai diumumkannya inflasi, pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp), lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 bp.
Pasar kripto juga cenderung mengikuti pergerakan saham-saham teknologi yang terpantau melesat, setelah dirilisnya inflasi Negeri Paman Sam pada bulan lalu.
Meski investor cenderung optimis, tetapi mereka masih menimbang dampak dari krisis yang terjadi di bursa kripto FTX.
FTX dan pemiliknya, Sam Bankman-Fried sedang jadi perbincangan. Ini terkait efek domino dari berbagai masalah yang dialami FTX dalam beberapa waktu terakhir.
FTX sempat bernilai US$ 32 miliar beberapa waktu lalu. Bankman-Fried juga melebarkan kerajaan kripto yang dimilikinya dengan mendirikan perusahaan investasi Alameda Research dengan tujuan sebagai penyedia likuiditas di FTX.
Sebelumnya, Departemen Kehakiman (DOJ) mengumumkan pada hari Senin, Bitcoin senilai lebih dari USD 3,36 miliar atau sekitar Rp 52,6 triliun yang berafiliasi dengan pasar gelap Silk Road disita oleh penegak hukum pada November 2021.
Pengungkapan oleh Kantor Kejaksaan AS datang setelah James Zhong, orang yang bertanggung jawab untuk menerima 50.676 Bitcoin pada September 2012, mengaku bersalah atas satu tuduhan penipuan dalam jaringan pada Jumat. Sepuluh tahun yang lalu, satu Bitcoin bernilai sekitar USD 10,00.
Kasus ini menjadi penyitaan Bitcoin terbesar kedua dalam sejarah DOJ hanya dikalahkan oleh penyitaan 94.000 Bitcoin yang dicuri dalam peretasan Bitfinex 2016. Atas dugaan kejahatan ini, Zhong terancam dipenjara dengan maksimal hukuman 20 tahun.
Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York Damian Williams mengatakan selama hampir sepuluh tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang telah menggelembung menjadi misteri.
" Dalam memecahkan kasus ini, penegak hukum menemukan dana menggunakan pelacakan cryptocurrency dan cara penyelidikan polisi tradisional," kata Williams dikutip dari Decrypt, Rabu (9/11/2022).