© 2021 Https://www.unsplash.com/Isaac Smith
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan film, peralatan fotografi dan produk digital printing, Direktur Perdana Bangun Pusaka Rudi Lauw mengatakan pihaknya akan memanfaatkan keunggulan mesin yang dimilikinya.
"Untuk tahun ini kami akan memanfaatkan keunggulan mesin slitting yang ada di perakitan kertas untuk setiap saat bisa menyediakan fisik stok kertas foto berwarna aneka ukuran yang sesuai permintaan pasar dari 5R sampai 50 R," kata Rudi, secara virtual, Kamis (29/4/2021).
Lebih lanjut, perusahaan juga menyediakan tiga merek kertas inkjet agar dapat memenuhi permintaan dari berbagai kalangan.
" Memanfaatkan keunggulan infrastruktur yang ada, meningkatkan daya saing produk flexi banner. Hal ini termasuk penghematan biaya pengiriman dari luar negeri maupun dalam negeri sehingga harga jual bisa lebih bersaing," ujarnya.
Strategi terakhir adalah memperkenalkan produk baru pada tahun 2021 dan melakukan penetrasi pasar untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
" Perusahaan akan fokus ke produk-produk yang ada hubungannya dengan digital priting terutama untuk keperluan labelling. Bahan impor baru Vinyl sticker untuk kebutuhan printer indoor sudah dipasarkan Maret 2021," ujarnya.
Pertengahan 2021, Perdana Bangun Pusaka akan mulai memasarkan stiker kertas. Untuk produk baru lainnya, akan ditunda beberapa saat dulu. Pasalnya, perseroan belum bisa melakukan kunjungan kerja ke China.
Sebelumnya, mengalami penurunan penjualan tahun lalu, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) menargetkan pendapatan meningkat 20,18 persen sepanjang 2021.
Direktur Perdana Bangun Pusaka, Rudi Lauw, mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan Rp 105 miliar hingga Rp 115 miliar dari Januari hingga Desember 2021.
" Kami optimis bisa mencapai target tersebut. Data sales unaudited Januari hingga Maret 2021 perusahaan lebih dari Rp27 miliar," kata Rudi secara virtual, Kamis (29/4/2021).
Tidak hanya itu secara numerik, Rudi juga menjelaskan bahwa perusahaannya memiliki target dari sisi kinerja perusahaan, salah satunya adalah bagaimana kembali normal seperti sebelum pandemi COVID-19.
" Sebelum pandemi, minimal mencapai kembali pendapatan di tahun 2019 kurang lebiha Rp 133 miliar," ujarnya.
Pada 2021, Rudi menjelaskan target pendapatan ditetapkan 80 hingga 90 persen dibandingkan kondisi normal. Meski demikian, diakuinya semua yang terjadi masih bergantung pada kondisi pasar.
" Semua masih tergantung situasi pasar yang masih belum stabil serta daya beli masyarakat yang masih lemah selama masa pandemi COVID-19," tuturnya.
Untuk tahun ini, KONI juga menegaskan pihaknya masih belum memiliki rencana investasi baru. Penjualan bersih yang diperoleh perseroan juga turun 39,93 persen dari Rp 133,90 miliar pada 2019 menjadi Rp 95,688 miliar pada akhir 2020.