© Purplebricks.ca
Beberapa waktu lalu sempat viral sebuah cerita curahan hati seorang istri yang mengaku hanya mendapatkan jatah uang belanja sebesar Rp 20 ribu per minggunya dari sang suami.
Dilihat dari kasus di atas, sistem pengelolaan keuangan di rumah tangga mereka menggunakan pembagian peran suami sebagai pencari nafkah utama dan istri sebagai pengelolanya.
Sistem seperti ini tentu sah-sah saja diterapkan selama sesuai dengan kesepakatan. Namun bagaimana kalau ada Moms di luar sana yang harus ada di posisi seperti kasus di atas?
Simak yuk apa aja yang bisa dilakukan oleh Moms untuk mengelola keuangan dengan suami yang irit cenderung, ehm, pelit.
Heran kenapa suami cuma ngasih sejumlah uang yang dirasa terlalu sedikit untuk Moms kelola? Jangan pendam sendiri rasa ingin tahu tersebut. Coba tanyakan pada suami apa yang mendasari ia untuk segitu irit/pelitnya. Apakah ada target khusus sehingga perlu memangkas pengeluaran secara ekstrim? Atau ada hal lain?
Menanyakan langsung rasa ingin tahu seperti ini lebih baik dilakukan ketimbang harus terus menerus curiga lho Moms. Walaupun sensitif dan mungkin saja menimbulkan sedikit gesekan argumen, tapi lebih baik mengomunikasikannya sekarang ketimbang terlanjut kan?
Jika alasan kepelitan suami sudah terungkap, maka Moms sebagai pengelola keuangan rumah tangga sebaiknya melakukan diskusi setiap akan mengalokasikan uang untuk keperluan keluarga.
Kelanjutan dari komunikasi yang terjalin baik adalah keterbukaan. Terlebih jika Moms sudah tau bahwa suami adalah orang yang pelit, tentu dia bakal sangat hati-hati mengeluarkan tiap rupiah uangnya kan? Di sinilah perlu adanya keterbukaan dalam mengatur keuangan.
Meskipun Moms memiliki " jabatan" sebagai pengelola keuangan, namun coba lakukan perundingan berdua dengan suami saat mulai melakukan penganggaran. Tujuannya adalah agar suami tahu, ke mana aja sih larinya uang yang dihasilkan dari jerih payahnya selama sebulan?
Untuk Moms yang sudah lama menjalin hubungan dengan suami, seharusnya nggak terlalu kaget dengan sifat pelitnya dong. Maka yang bisa dilakukan salah satunya adalah beradaptasi sedemikian rupa dengan kondisi tersebut, yakni dengan cara hidup hemat.
Selalu anggarkan kebubutuhan pokok terlebih dulu. Nggak berhenti sampai situ, Moms juga perlu lebih ngulik lagi biar bisa dapat barang murah dengan kualitas yang masih baik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan beragam promo.
Dengan langkah tersebut, diharapkan anggaran belanja bisa menutup segala kebutuhan dengan aman meski jumlahnya terbatas.
Sudah selesai memikirkan strategi teknis, sekarang waktunya melancarkan taktik non-teknis. Suami tetap punya kelemahan kok, yakni lewat rayuan. Moms bisa melancarkan rayuan maut agar angka uang belanja ditambahkan.
Namun tetap rasional dan lakukan kalau butuh aja ya.