© Shutterstock
Sering gak sih kamu mendengar tentang kampanye menikah muda atau menikah dini dengan embel-embel 'menikah muda lebih asyik' atau 'menikah muda menjauhkan zina'?
Ya, pernikahan memang sering dijadikan sebuah akhir yang bahagia bagi beberapa orang, tapi sebenarnya pernikahan merupakan gerbang awal dari kehidupan yang baru. Permasalahan akan datang saat orang yang sudah menikah masih belum siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Di mana salah satu masalah terbesarnya adalah faktor ekonomi.
Apa aja sih kira-kira dampak buruk dari segi finansial yang bisa terjadi kalau kamu buru-buru nikah muda? Yuk simak sama-sama!
Kebanyakan perempuan yang memutuskan untuk menikah muda biasanya adalah golongan yang bepikir bahwa hanya dengan mengandalkan gaji suami, hidupnya akan lebih terjamin.
Padahal gak segampang itu, bund~ Justru sering dijumpai banyaknya pengeluaran rumah tangga menyebabkan gaji suami aja gak cukup. Kecuali kalau kamu atau suami kamu dari sana memang anak sultan, ya.
Biasanya, pasangan yang menikah muda belum punya tabungan atau aset yang cukup ketika terjadi suatu hal yang gak diinginkan.
Apa contohnya? Ya, misalnya kalau suami tiba-tiba di PHK, atau kalau tiba-tiba istri hamil dan butuh perawatan rumah sakit, dan keadaan genting lainnya. Jadi sebelum nikah mending nabung dulu deh yang banyak.
Beberapa istri mengira, bahwa setelah menikah tanggungan suami hanya dirinya atau sang istri saja. Padahal, mah belum tentu. Suami bisa saja punya tanggungan lain, seperti orang tuanya ataupun saudara kandungnya.
Jadi, gaji suami harus dibagi sebaik mungkin supaya kebutuhan, baik keluarga suami dan juga keluarganya sendiri tetap terpenuhi. Terkadang, beberapa istri gak menghitung bahkan mempertanyakan hal ini.
Sekali lagi, hal-hal di atas akan berbeda cerita kalau kamu ataupun suami sudah berasal dari keluarga yang kaya raya. Tapi perlu diingat apapun itu alasannya, menikah muda harus dipikirkan dengan baik dan matang, ya. Semoga informasi ini membantu!