© Liputan6.com/Angga Yuniar
Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang menarik untuk dipilih. Sebagai aset riil, nilai dari emas akan bisa dirasakan langsung oleh pemiliknya sehingga menimbulkan rasa aman dan kepastian yang lebih baik.
Minat masyarakat untuk memilih emas sebagai instrumen investasi sempat meningkat setelah beberapa waktu lalu nilai tukarnya sempat meroket sangat tinggi. Harga emas sempat menembus hingga Rp 1 juta untuk setiap satu gramnya.
Namun rupanya kenaikan harga emas bukannya tak menemui ujung. Saat ini, nilai tukar emas sudah kembali menurun. Lalu apa yang harus dilakukan oleh para pemilik emas menghadapi penurunan harga ini, langsung lepas atau tahan dulu?
Emas menjadi salah sau pilihan paling populer untuk berinvestasi. Selain karena sifatnya sebagai aset riil, berkembang opini di masyarakat yang mengatakan bahwa harga emas akan selalu naik dari waktu ke waktu.
Rupanya, opini tersebut tak sepenuhnya tepat. Harga emas di pasar global telah menghadapi naik dan turun dari waktu ke waktu. Bahkan jika kita menyimak pergerakan grafik harga emas dalam USD dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, maka akan bisa kita temukan adanya pelemahan harga di beberapa periode.
Dibutuhkan ketenangan dalam menyikapi menurunnya harga emas yang sempat meroket beberapa waktu lalu. Memang, harga emas kini sedang tak setinggi seperti saat kamu pertama membelinya, namun pergerakan harga seperti ini adalah sebuah risiko umum yang bakal kamu temui di segala jenis investasi, bukan hanya emas.
Dengan kondisi harga emas yang sedang menghadapi tren menurun, coba lakukan peninjauan ulang terkait tujuan investasi dan profil risikomu. Apakah dengan kondisi saat ini emas masih jadi aset yang bisa membawamu mencapai tujuan investasi yang kamu inginkan?
Apabila dengan melihat penurunan harga seperti ini kamu masih akan membeli emas, maka kemungkinan besar emas masih akan sesuai denganmu. Namun jika semua terasa semakin meragukan setelah peninjauan, maka ada baiknya kamu melakukan rebalancing portofolio atau menyesuaikan kembali alokasi portofolio sesuai tujuan investasi yang ingin dicapai.
Yang terpenting adalah jaga kepala tetap dingin dan jangan panik dalam mengambil keputusan investasi.