© Unsplash.com
Siapa yang rutin memberi self reward setiap awal atau akhir bulan?
Self reward adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap kerja keras diri sendiri. Waktu pemberiannya beragam, bisa di akhir bulan, awal bulan, atau ketika suatu pekerjaan selesai dikerjakan. Self reward seolah jadi hadiah untuk diri sendiri setelah melewati sesuatu yang dirasa berat atau sulit.
Perlu disepakati bersama bahwa self reward merupakan aksi yang penting, sebab kita harus menjadi orang pertama yang mengapresiasi kinerja pribadi. Namun, dalam hal keuangan, self reward kerap dijadikan tameng untuk berfoya-foya. Pembelian impulsif jadi diwajarkan semata karena ada titel "self reward" di belakangnya.
Lalu, bagaimana ya cara agar menghindari self reward tak terkontrol yang justru akan membuat keuangan jadi sulit? Simak pembahasan berikut yuk, Diazens!
Belanja impulsif biasanya terjadi ketika kita tak memiliki sistem budgeting yang jelas. Dalam hal yang sifatnya hiburan seperti self reward pun sebenarnya kita perlu melakukan budgeting.
Tentukan batas maksimal pengeluaran yang akan kita gunakan dalam rangka melakukan self reward. Sebelumnya, pastikan bahwa kebutuhan prioritas seperti pelunasan berbagai tagihan dan cicilan sudah teralokasikan dengan baik terlebih dahulu.
Menentukan batas maksimal pengeluaran untuk self reward dapat menghindari kantong jebol karena pembelanjaan yang kebablasan.
Tujuan awal self reward, selain untuk mengapresiasi kinerja diri, adalah sebagai sarana re-charge agar kita kembali semangat untuk menghadapi pekerjaan atau tugas selanjutnya.
Sebagaimana gadget, charging yang baik adalah charging yang bertahan lama. Oleh sebab itu, hindari pembelian yang sifatnya mengejar tren saat melakukan self reward. Pasalnya, sifat dari tren adalah sementara dan dapat berubah-ubah dengan sangat cepat.
Jangan sampai sesuatu yang ditujukan untuk self reward justru membuat energi habis karena kita terus menerus berusaha relevan dengan mengejar tren. Pilihlah sesuatu yang sesuai dengan hobi dan minat awalmu, niscaya kebahagiaannya akan bertahan jauh lebih lama.
Salah satu salah kaprah dalam mengartikan self reward adalah mengartikannya sebagai tindakan yang selalu berhubungan dengan pembelian. Padahal, reward yang dimaksud dalam hal ini tak selalu harus mengeluarkan uang.
Misal, kamu adalah penikmat drama Korea yang harus merelakan waktu luang selama sebulan karena ada proyek khusus dari kantor yang menghabiskan waktu lebih. Ketika pekerjaan tersebut tuntas, melakukan marathon drakor di kamar juga bisa menjadi wujud dari self reward-mu.
Kegiatan-kegiatan sederhana bin ekonomis lain seperti jalan-jalan keliling perumahan, duduk santai sambil minum teh, atau sekedar menikmati waktu kosong tetap dapat digolongkan sebagai self reward selama dirasa dapat membuat energi terisi kembali.
Lewat tiga tips di atas, semoga kita bisa sama-sama lebih jujur dalam mengeluarkan uang. Jangan sampai ada kejadian pemborosan berkedok self reward lagi ya!