© 2021 Https://www.unsplash.com/Pierre Borthiry
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan hal tersebut juga terjadi karena masyarakat mulai aktif bertransaksi menggunakan alat pembayaran digital.
Hal tersebut tercermin dari nilai transaksi uang elektronik pada Desember 2020 sebesar Rp 22,1 triliun atau tumbuh 30,44% year on year (yoy).
Kemudian volume transaksi digital banking pada Desember 2020 mencapai Rp 513,7 juta atau tumbuh 13,91%.
" BI memprakirakan tren digitalisasi akan terus berkembang pesat didukung dengan perluasan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang semakin inklusif," ujarnya dalam jumpa pers virtual, Kamis (21/1/2021).
Ia mengungkapkan, BI terus mengakselerasi kebijakan digitalisasi sistem pembayaran demi terwujudnya ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien, serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Hal tersebut dilakukan antara lain melalui perluasan 12 juta merchant QRIS, perluasan transfer QRIS, fitur penarikan dan penyetoran, pengaturan Chip Based Money Merchant Discount Rate (MDR UE) efektif mulai 1 Maret 2021, dan implementasi Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas terkait, dan industri, BI menggelar Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia yang kegiatannya dimulai pada Januari 2021 dan puncaknya pada April 2021.
Sementara itu, Uang Beredar (UYD) pada Desember 2020 mencapai Rp 898,9 triliun, tumbuh 13,25% (yoy), sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian.
Nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, Kartu Debit, dan Kartu Kredit pada Desember 2020 tercatat sebesar Rp 695,5 triliun, tumbuh kembali sebesar 1,36% (yoy), setelah mengalami kontraksi pada November 2020 sebesar 1,93% (yoy).