© Liputan6.com
Tinggal beberapa hari lagi kita memasuki Bulan Ramadan. Di bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam karena berkah yang melimpah ini kita harus fokus beribadah. Namun sebelumnya, tentu kita juga harus tetap memikirkan sisi duniawi yang tetap harus diberi perhatian, yakni dari segi keuangan.
Mengatur keuangan di Bulan Ramadan bisa dibilang tricky. Pengeluaran untuk makan seharusnya bisa jadi lebih sedikit. Tapi beberapa orang tetap sering kecolongan sehingga pengeluarannya bocor di hal-hal yang nggak terdeteksi. Tentu kamu mau tetap punya uang sampai lebaran tiba kan?
Untuk menghindarinya, kita perlu melakukan sisasat pengaturan keuangan, nih. Dilansir dari Liputan6.com, berikut beberapa siasatnya.
Semakin dekat dengan Bulan Ramadan, harga barang pokok biasanya akan beranjak naik. Untuk itu, perlu kita siasati dengan berbelanja jauh-jauh hari, antara sebulan sampai dua minggu sebelum puasa.
Beli saja bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, susu, telur, kopi, dan bahan lain yang bisa disimpan cukup lama. Nantinya saat sudah memasuki Bulan Ramadan, kamu tinggal membeli sayur mayur dan lauk pauk sebagai tambahan. Namun tetap ingat untuk membeli dalam jumlah wajar dan nggakk perlu sampai panic buying ya.
Prinsip belanja hemat adalah membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang membuat hidup berjalan nggak sempurna kalau kita nggak memenuhinya. Sebaliknya, keinginan adalah hal yang kita mau tapi sebenarnya kalu nggak dimiliki pun nggak apa-apa.
Fokus pada hal-hal dasar seperti makan, bayar berbagai cicilan, dan tabungan darurat terlebih dahulu sebelum memikirkan keinginan-keinginan yang kurang penting.
Salah satu " penyakit" di Bulan Ramadan adalah jajan atau belanja makanan berlebihan, terlebih saat akan buka puasa. Kamu yang biasanya makan cukup nasi, lauk, sayur, dan air putih mendadak ingin makan dengan skema tiga step; makanan pembuka, inti, dan penutup.
Sebaiknya, di Ramadan kali ini kamu mulai menekan keinginan untuk membeli banyak makanan. Utamakan memasak sendiri makananmu di rumah, terlebih dengan adanya pandemi corona yang masih menyebar belakangan ini. Masak sendiri dijamin lebih aman deh!
Kalau untuk masak sendiri terbatas pada skill atau kamu adalah anak kos yang nggak ada dapurnya, beli makanan di luar nggak apa-apa. Agar lebih hemat, kamu harus lebih jeli melihat promo. Beli makan lewat jasa ojek online lebih disarankan karena promo yang bertebaran di sana. Tapi kamu harus ingat, jangan karena promo kamu jadi borong banyak. Sama aja nggak hemat dong akhirnya.
Prinsip ini lebih pada bagaimana kamu mengatur keuangan. Gunakan prinsip 10-20-30-40. Apa itu?
Jadi, kamu bisa mengalokasikan 40% pendapatan untuk biaya kehidupan sehari-hari seperti makan, transportasi, sewa rumah, serta tagihan listrik dan air. Lalu 30 % sisihkan untuk membayar cicilan hutang seperti tagihan kartu kredit atau kredit kendaraan kalau ada.
Sebanyak 20% dari penghasilanmu bisa dimasukkan sebagai tabungan, dana darurat, atau investasi. Sementara 10% sisanya bisa kamu gunakan untuk beramal. Tapi ingat, prinsip ini nggak mutlak ya. Sesuaikan juga dengan pendapatan serta kondisi yang kamu hadapi.