© Shutterstock
Salah satu hal yang ditakuti tentang persalinan normal atau melalui vagina, adalah bagaimana hal itu akan memengaruhi kehidupan seksual setelahnya.
Ada juga satu hal yang diyakini beberapa orang bisa menghindari masalah seksual setelah persalinan, yaitu husband stitch.
Husband stitch juga disebut sebagai husband’s knot, daddy stitch, atau vaginal tuck. Ini adalah jenis mutilasi alat kelamin perempuan di mana jahitan ekstra dibuat untuk meningkatkan kerapatan vagina dan kenikmatan seksual pasangan suami istri.
Melansir BellyBelly, pada abad ke-18, seorang ahli bedah Irlandia menyatakan bahwa selama kelahiran lebih baik untuk memberikan sayatan di sekitar vagina daripada membiarkan vagina dan perineum robek secara alami, atau yang dikenal sebagai episiotomi.
Selama hampir 200 tahun, episiotomi jarang digunakan, kecuali persalinan memakan waktu yang sangat lama dan menempatkan ibu dan bayi dalam bahaya.
Kemudian, di tahun 1920, seorang dokter kandungan Amerika Serikat (AS), Joseph DeLee, merekomendasikan episiotomi untuk menghindari robekan perineum, kehilangan darah, dan trauma kepala untuk bayi baru lahir. Dokter lalu memberikan jahitan tambahan atau husband stitch yang diklaim memberikan manfaat tambahan, yaitu bisa mengembalikan vagina ke kondisi perawan.
Melansir Health, perempuan yang menerima husband stich bisa mengalami lebih banyak kerugian daripada manfaatnya.
Kalau jahitan terlalu ketat, bisa menyebabkan rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual. Oleh karena itu, dokter sangat menyarankan cara yang lebih alami, yaitu senam Kegel untuk menjaga dasar panggul.
Melansir Medical News Today, husband stitch bukan prosedur medis resmi. Tidak ada pula dokumen medis yang menerangkan seberapa sering prosedur ini dilakukan.
Husband stitch juga bukan skill yang dilatih oleh dokter untuk dilakukan. Sebagian besar informasi mengenai husband stitch ada di forum, yang di sana para perempuan mengaku telah menerima jahitan ekstra tersebut dan berbagi pengalaman mereka.
Husband stitch bisa menyebabkan beberapa efek samping umum, seperti:
Beberapa perempuan melaporkan bahwa mereka mendapatkan husband stitch tanpa persetujuan. Mereka tidak tahu sampai mereka mulai mengalami rasa sakit atau masalah selama pemulihan pasca-persalinan.
Melansir MedicineNet, husband stitch dianggap sebagai malpraktik. Fokter dan petugas kesehatan lainnya bisa dituntut karena melakukan operasi ini. Siapa pun yang merasakan ketidaknyamanan karena kesalahan penyedia layanan kesehatan berhak untuk meminta kompensasi melalui gugatan malpraktik medis.
Untuk melakukannya, korban harus menunjukkan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa kerugian yang dialami disebabkan oleh kegagalan dokter untuk bertindak sesuai dengan standar perawatan yang diharapkan. Semua faktur dan dokumentasi tidak masuk kerja adalah bukti penting untuk menunjukkan biaya pengobatan dan berkurangnya pendapatan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa husband stitch bukanlah prosedur medis resmi dan tidak memberikan manfaat nyata. Semoga informasi ini bermanfaat!