© Sports.yahoo.com
Anemia selama kehamilan bisa menjadi kondisi ringan dan mudah diobati jika ketahuan sejak dini. Namun, kondisi tersebut bisa saja menjadi berbahaya dan berdampak pada ibu dan bayi yang dilahirkanya, jika tidak diatasi, Bunda.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anemia pada kehamilan bila kadar hemoglobin (Hb) di bawah 11 g/dL. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai peluang mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang dapat berakibat pada kematian.
Jenis anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan jumlah hemoglobin yang memadai. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Pada jenis anemia ini, darah tidak dapat membawa cukup oksigen ke jaringan di seluruh tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia dalam kehamilan.
Folat adalah vitamin yang ditemukan secara alami dalam makanan tertentu seperti sayuran berdaun hijau. Jenis vitamin B, tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat.
Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat ekstra. Namun, terkadang mereka tidak mendapat nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi.
Ketika itu terjadi, tubuh tidak dapat mencukupi sel darah merah secara normal untuk mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh. Kekurangan folat dapat secara langsung berkontribusi pada jenis cacat lahir tertentu, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan berat lahir yang rendah
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika seorang wanita hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah yang sehat. Ibu hamil yang kekurangan vitamin B12 memiliki risiko lebih besar mengalami persalinan prematur.