© Shutterstock
Setiap pasangan pastinya menantikan kehadiran buah hati di dalam hidup mereka, terutama bagi yang sudah lama menantikan kehadiran seorang anak. Untuk mewujudkan hal itu, banyak cara yang ditempuh setiap pasangan suami istri, salah satunya dengan berjalan kaki.
Rutin berjalan kaki diklaim bisa meningkatkan peluang kehamilan. Benarkah demikian?
Melansir Healthline, perempuan yang sebelumnya pernah mengalami keguguran satu kali atau lebih bisa terbantu dengan jalan kaki. Para peneliti juga menjelaskan bahwa berjalan kaki bisa meningkatkan kehamilan bagi perempuan gemuk yang sedang mengalami kesulitan untuk hamil.
“ Seorang perempuan yang mengalami obesitas, kelebihan berat badan, memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau prediabetic, biasanya memiliki ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan infertilitas dan keguguran dini,” kata Amy Beckley, PhD, chief executive officer MFB Fertility Inc.
Masih melansir Healthline, penelitian terbaru dari University of Massachusetts Amherst juga menunjukkan bahwa berjalan kaki bisa meningkatkan kemungkinan hamil yang lebih tinggi di antara perempuan yang memiliki kelebihan berat badan.
“ Salah satu temuan utama kami adalah bahwa tidak ada hubungan keseluruhan antara sebagian besar jenis aktivitas fisik dan kemungkinan hamil bagi perempuan yang telah mengalami satu atau dua kali keguguran, kecuali berjalan kaki, yang dikaitkan dengan kemungkinan hamil yang lebih tinggi, di antara perempuan yang kelebihan berat badan atau obesitas,” jelas Lindsey Russo, spesialis ilmu kesehatan di University of Massachusetts Amherst.
Tidak berhenti sampai mendapatkan kepastian bahwa Moms akan segera hamil. Berjalan kaki juga punya dampak positif bagi calon Moms, terutama yang punya kelebihan berat badan.
Dr. Mark Trolice mengatakan bahwa kelebihan berat badan dapat berisiko mengganggu kehamilan yang dapat meningkatkan risiko infertilitas, keguguran, dan komplikasi kehamilan lainnya.
“ Ada implikasi kesehatan dan reproduksi yang signifikan dari peningkatan indeks massa tubuh (BMI). Pasien dengan BMI yang tinggi berada pada peningkatan risiko infertilitas, keguguran, dan komplikasi kehamilan, termasuk hipertensi, diabetes, dan operasi caesar,” jelas Trolice, spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Fertility CARE: The IVF Center dan associate professor Obgyn di University of Central Florida College of Medicine.
Selain berjalan kaki, ada baiknya dibarengi dengan diet dan juga olahraga yang tepat untuk meningkatkan keberhasilan untuk hamil dan juga menghindari risiko janin yang lahir prematur dan kelainan bawaan.
“ Risiko pada janin yang sedang berkembang dapat mencakup prematuritas, kelainan bawaan, dan obesitas pada masa kanak-kanak atau remaja. BMI yang lebih rendah meningkatkan kemungkinan kehamilan yang sukses, jadi sangat penting untuk mempertimbangkan rejimen diet dan olahraga yang tepat. Sebagai contoh, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa diet Mediterania dapat meningkatkan kesehatan reproduksi,” tambah Trolice.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!