© Shutterstock
Siapa sih yang nggak tahu telur asin? Makanan yang identik dengan rasa asin dan gurih ini tentu bisa menambah selera makan. Tapi, kandungan garam yang tinggi membuat tidak semua orang aman mengonsumsi telur asin, termasuk ibu hamil.
Telur asin terbuat dari telur bebek yang melalui proses pengasinan. Berikut beberapa kandungan gizi telur asin antara lain:
Telur asin mengandung kurang lebih 14% protein, 16,6% lemak, dan 4,1% karbohidrat. Kandungan protein dan lemak di dalam telur asin bisa meningkat selama proses pengasinan.
Meski kaya akan nutrisi, kandungan garam dan lemak yang tinggi pada telur asin bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan, termasuk pada ibu hamil. Melansir Korean Journal for Food Science of Animal Resources, telur bebek asin punya kandungan natrium yang tinggi, yaitu sekitar 3.780 mg/100 g atau dalam 1 butir telur asin dengan berat 73 gram mengandung 1.265 mg natrium.
Kalau mengonsumsi lebih dari sebutir telur asin, kadar natrium yang masuk ke tubuh bisa melebihi batasan asupan harian natrium. Padahal, WHO merekomendasikan asupan natrium harian tidak melebihi 2.400 mg atau setara dengan 1 sendok teh garam per hari.
Dikarenakan kandungan garamnya yang tinggi dan risiko terjadinya tekanan darah tinggi, beberapa ahli menyarankan ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi telur asin.
Pasalnya, pada ibu hamil, tekanan darah tinggi bisa meningkatkan risiko preeklampsia. Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria atau adanya protein berlebih di dalam urine, hingga kerusakan organ yang mengancam jiwa.
Selain itu, ibu hamil yang mengonsumsi telur asin secara berlebihan juga berisiko mengalami edema atau penumpukan cairan dalam jaringan tubuh, terutama di bagian tangan dan kaki.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!