© Shutterstock
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi prematur membutuhkan penanganan intensif karena organ tubuhnya belum berkembang dengan sempurna.
Bayi prematur biasanya punya ukuran kepala sedikit lebih besar, dengan tubuh berukuran kecil. Selain itu, kebanyakan bayi prematur juga punya berat badan lahir yang rendah.
Karena dilahirkan terlalu dini, organ-organ tubuh bayi prematur belum berfungsi dengan baik di luar kandungan. Oleh sebab itu, bayi prematur berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Biasanya tim medis akan menempatkan bayi prematur di ruang perawatan intensif khusus bayi baru lahir (NICU), sampai organ-organnya bisa berfungsi secara normal.
Meskipun sebagian kelahiran prematur terjadi tanpa penyebab yang jelas. Tapi, sebuah penelitian di University of California San Fransisco menyimpulkan ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya bayi terlahir prematur, yaitu:
1. Hamil di usia muda. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja bisa meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur.
2. Adanya riwayat kelahiran prematur. Terjadinya kelahiran prematur akan semakin meningkat apabila pernah mengalaminya di persalinan yang sama sebelumnya.
3. Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Idealnya jarak kehamilan adalah enam hingga sembilan bulan setelah melahirkan.
4. Mengalami infeksi dan peradangan. Ibu yang punya organ-organ yang mengalami infeksi atau peradangan bisa memicu kelahiran bayi prematur.
5. Berat badan saat masa kehamilan tidak memenuhi standar. Obesitas yang terjadi pada ibu hamil saat pra-kehamilan berpotensi tinggi sebagai faktor risiko terjadinya kelahiran prematur.
6. Stres fisik dan mental. Terlalu banyak beraktivitas dan bekerja bisa membuat ibu hamil kelelahan yang berujung stres bahkan depresi.
7. Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Perkembangan janin di dalam rahim akan terganggu saat gaya hidup yang ibu hamil diterapkan tidak sehat.
Setiap ibu hamil yang usia kehamilannya masih kurang dari 37 minggu perlu waspada jika mengalami tanda-tanda berikut ini:
1. Muncul kontraksi yang ditandai dengan perut terasa kencang, kram, atau terasa mulas.
2. Panggul dan perut bagian bawah terasa kencang atau seperti tertekan.
3. Nyeri punggung bagian bawah.
4. Keluarnya lendir disertai bercak darah dari vagina.
5. Ketuban pecah.
Jika mengalami salah satu gejala di atas, segeralah periksakan ke dokter kandungan.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami berbagai macam komplikasi kesehatan. Beberapa komplikasi tersebut antara lain:
1. Mengalami gangguan pernapasan. Kekurangan kadar surfaktan yang perlu didapat pada usia kehamilan ke-20 hingga ke-34 minggu bisa memicu elastisitas tidak berkembang normal. Kondisi ini yang kemudian mengganggu suplai oksigen ke beberapa organ penting lain.
2. Memicu terjadinya anemia. Bayi prematur punya beberapa organ dalam yang belum ‘matang’ secara sempurna, termasuk sel darah merah. Hal inilah yang menyebabkan risiko si Kecil terkena anemia.
3. Terjadi gangguan nutrisi. Kondisi bayi prematur bisa memicu saluran pencernaannya belum terlalu sempurna, sehingga menyebabkan gangguan saat menyerap makanan.
4. Mengalami ketidakseimbangan cairan tubuh. Berbeda dari bayi yang terlahir normal, bayi prematur bisa mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Kondisi seperti ini lah yang membuat dirinya mudah dehidrasi.
5. Mengalami infeksi. Sel darah putih pada bayi prematur juga belum berkembang dengan sempurna. Padahal sel darah putih sangat berguna untuk mempertahankan tubuh dari segala infeksi kuman. Ketidakstabilan sel darah putih bisa menyebabkan infeksi semakin meningkat.
6. Mengalami hiperbilirubin atau penyakit kuning. Fungsi hati pada bayi prematur masih belum sempurna. Hal ini menyebabkan tingginya kadar bilirubin dalam darah. Apabila bilirubin terlalu lama mengendap di dalam darah, maka bisa menimbulkan penyakit kuning pada bayi.
Mengingat ada begitu banyak masalah kesehatan yang bisa terjadi pada bayi prematur, Moms dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan secara berkala ke dokter kandungan. Dengan begitu, kondisi ibu hamil dan janinnya bisa terpantau dengan baik, sehingga persalinan prematur sebisa mungkin dapat dicegah. Semoga informasi ini bermanfaat!