© Shutterstock.com
Siapa sih yang nggak pengin punya momongan selepas menikah? Hampir dari setiap orang tua pasti menginginkannya. Maka nggak salah, saat si ibu merasakan tanda-tanda kehamilan, pasti pasangan suami istri ini akan merasa bahagia menyambut kedatangan si peri kecil.
Namun, apa jadinya jika ternyata kabar baik tersebut malah beakhir kekecewaan karena tanda-tanda kehamilan yang dirasakan ternyata adalah kehamilan kosong? Yuk simak lebih lanjut penjelasannya, moms!
Blighted ovum atau hamil kosong merupakan suatu kondisi saat sel telur yang telah dibuahi dan telah menempel di dalam rahim tidak mau berkembang menjadi janin. Ketika seorang perempuan mengalami hamil kosong, besar kemungkinan ia akan mengalami keguguran di awal kehamilannya.
Dikutip dari buku 9 Bulan Menjalani Kehamilan dan Persalinan yang Sehat, hamil kosong merupakan 80% penyebab dari keguguran di awal kehamilan. Umumnya keguguran yang disebabkan oleh hamil kosong terjadi di usia kehamilan yang kurang dari 10 minggu. Perlu diketahui bahwa di kehamilan normal, janin semestinya sudah terbentuk di usia kehamilan 7 hingga 8 minggu. Pada kasus hamil kosong, yang terbentuk hanyalah kantong kehamilan.
Meski tidak ada embrio, secara alami tubuh punya cara mengetahui kehamilan bisa dilanjutkan atau tidak. Ketika tubuh Ibu hamil akan mendeteksi tidak adanya embrio, hormon kehamilan pun berangsur-angsur menurun dan tubuh secara alami akan menghentikan kehamilan.
Jika hal itu terjadi, biasanya ibu hamil akan merasakan kram pada perut bagian bawah dan mengalami pendarahan melalui vagina.
Nah, jaringan hasil pembuahan yang tidak sempurna tadi dikeluarkan oleh tubuh melalui proses keguguran. Untuk mengurangi risiko tertinggalnya sisa-sisa keguguran, biasanya dokter akan melakukan tindakan kuret untuk membersihkan jaringan dari dalam rahim bumil!
semoga membantu!