© Consumer.es
Memiliki bayi yang tumbuh dengan baik dan sehat saat dalam kandungan tentu jadi kebahagiaan tersendiri bagi calon orang tua. Meski begitu, nggak bisa dipungkiri kadang ada kondisi tertentu yang membuat ibu mengalami komplikasi kehamilan, salah satunya makrosomia.
Bayi sendiri disebut terlalu besar atau makrosomia bila memiliki berat lebih dari 4 kilogram dan risiko akan semakin tinggi bila berat lahir bayi lebih dari 4,5 kilogram Moms.
Makrosomia ini bisa menimbulkan berbagai risiko lho Moms nggak hanya bagi ibu, tapi juga bayi. Kira-kira apa saja ya risikonya? Langsung saja kita simak ulasannya yang dilansir dari Mayo Clinic berikut ini yuk, Moms.
Penyebab makrosomia sendiri bisa dari faktor genetik dan kondisi ibu Moms seperti bila ibu mengalami obesitas atau diabetes selama kehamilan. Meski begitu, kadang juga tak diketahui Moms apa penyebab bayi mengalami makrosomia.
Tak hanya berisiko bagi ibu, makrosomia juga memiliki efek buruk lho Moms pada bayi itu sendiri seperti membuat bayi berisiko mengalami cedera saat lahir dan juga berpotensi memiliki masalah kesehatan setelah lahir. Apa saja sih faktor risiko lainnya?
1. Masalah Persalinan
Makrosomia ini bisa menyebabkan bayi terjepit di jalan lahir atau bahkan mengalami cedera lahir akibat ukurannya yang terlalu besar. Terkadang dalam kasus ini, operasi caesar diperlukan. Selain itu, makrosomia sendiri bisa menyebabkan bayi melukai jalan lahir seperti robeknya jaringan vagina dan otot yang terletak antara vagina dan anus.
2. Pendarahan Pasca Melahirkan
Makrosomia juga bisa meningkatkan risiko otot-otot rahim ibu tidak berkontraksi dengan baik pasca melahirkan. Nah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan yang serius Moms pasca melahirkan.
3. Rahim Robek
Bila Moms pernah melakukan operasi caesar sebelumnya atau operasi rahim lainnya, bayi yang terlalu besar bisa meningkatkan risiko rahim robek atau ruptur uterus selama persalinan. Meski jarang terjadi, komplikasi kehamilan ini sangat berbahaya lho Moms dan bisa sampai mengancam jiwa.
4. Bayi Berisiko Memiliki Kadar Gula Rendah
Bayi yang didiagnosis menderita makrosomia biasanya jauh lebih mungkin dilahirkan dengan memiliki kadar gula yang lebih rendah dari biasanya Moms atau biasa disebut hipoglikemia. Meski kadang hanya bersifat sementara, tapi bila hipoglikemia tetap menetap bisa mengancam nyawa bayi Moms.
5. Obesitas pada Anak
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa risiko obesitas pada masa kanak-kanak meningkat seiring dengan peningkatan berat badan saat lahir. Karena hal inilah, bayi yang mengalami makrosomia berpotensi lebih tinggi mengalami obesitas di kemudian hari.
Mungkin Moms nggak bisa mencegah makrosomia ya. Meski begitu, Moms bisa mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga untuk menurunkan risiko bayi mengalami makrosomia nantinya. Semoga bermanfaat ya Moms.