© Shutterstock.com
Memiliki anak adalah impian semua pasangan, namun tak semua pasangan beruntung mendapatkannya karena masalah kesuburan. Nah sebagian dari mereka setelah berupaya dengan sejumlah cara tapi gagal, akhirnya memilih program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).
Bayi tabung merupakan prosedur yang rumit dan mahal, Bunda. Menurut WebMD, hanya sekitar 5 persen dari banyaknya pasangan dengan infertilitas yang mencari tahu tentang prosedur ini.
Berbeda dengan proses inseminasi yang lebih sederhana, di mana sperma ditempatkan di dalam rahim dan pembuahan terjadi secara normal, proses bayi tabung melibatkan penggabungan antara sel telur dan sperma untuk membentuk embrio di luar tubuh, di laboratorium. Begitu embrio terbentuk, baru ditempatkan ke dalam rahim.
Tingkat keberhasilan bayi tabung tergantung pada sejumlah faktor, seperti riwayat reproduksi, usia ibu, penyebab infertilitas, dan gaya hidup. Penting juga untuk memahami bahwa angka kehamilan tidak sama dengan angka kelahiran hidup.
Usia wanita merupakan faktor utama keberhasilan bayi tabung. Misalnya, wanita yang berusia 35 tahun memiliki peluang 39,6 persen untuk melahirkan, sedangkan wanita di atas 40 tahun peluangnya hanya 11,5 persen. Namun Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru-baru ini menemukan bahwa tingkat keberhasilan kelahiran dengan bayi tabung meningkat di setiap kelompok usia karena tekniknya telah disempurnakan dan dokter lebih berpengalaman.
Meskipun Bunda mungkin perlu bersantai setelah melakukan prosedur ini, namun kebanyakan wanita bisa melanjutkan aktivitas normal keesokan harinya. Namun ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan setelah menjalani prosedur bayi tabung.
" Efek samping fisik ringan yang akan terjadi mungkin seperti tekanan, dan ketidaknyamanan akibat suntikan kesuburan," kata David Diaz, MD, ahli endokrinologi reproduksi dan kesuburan di Memorial Care Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California.