© Parents.com
Tidak semua ibu hamil memiliki volume air ketuban yang normal selama kehamilannya. Ada beberapa ibu hamil yang jumlah air ketubannya terlalu sedikit atau disebut juga oligohidramnion. Kondisi ini paling sering terjadi pada trimester akhir kehamilan, tetapi tidak menutup kemungkinan kurangnya jumlah air ketuban terjadi pada usia kehamilan yang lebih awal. Berikut ini adalah penenjelasan dan penangannannya moms..
Kondisi ini dapat terjadi di usia kehamilan berapa pun. Namun, pada umumnya terjadi di trimester ketiga atau ketika kehamilan mendekati hari perkiraan lahir.
Gejala utama dari cairan ketuban yang rendah tidak terlalu jelas terlihat secara fisik. Karena alasan ini, maka sangat penting untuk memastikan Mama melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Jika Mama kekurangan cairan ketuban, dokter mungkin menemukan gejala-gejala berikut ini:
Jika volume air ketuban terlalu sedikit untuk janin, ada sedikit risiko pembatasan pertumbuhan intrauterin dan penyempitan tali pusat selama kelahiran. Kemungkinan besar Mama akan melahirkan dengan operasi caesar. Selain itu, bayi yang dilahirkan memiliki gejala berikut:
Jumlah air ketuban yang terlalu sedikit juga dapat mengganggu perkembangan paru-paru bayi. Kondisi ini berisiko membuatnya mengalami kesulitan bernapas saat dilahirkan nantinya.
Jika dokter mendeteksi cairan ketuban rendah pada trimester pertama atau kedua, risikonya lebih besar, termasuk keguguran, kelahiran prematur, cacat lahir atau lahir mati.
Tidak ada solusi yang terbukti dapat meningkatkan cairan ketuban dalam jangka panjang. Tetapi jika Mama didiagnosis menderita oligohidramnion atau kekurangan cairan ketuban, ada beberapa langkah yang dapat Mama ambil untuk meningkatkan kadar cairan ketuban dalam jangka pendek, antara lain: