© Shutterstock
Kalau Moms mengalami kontraksi setelah melahirkan, jangan panik. Tubuh secara alami mengetahui cara untuk pulih. Kontraksi ini tidak seperti kontraksi yang Moms alami selama persalinan. Tidak seperti kontraksi persalinan, kontraksi yang dialami setelah melahirkan membantu rahim mengecil ke ukuran aslinya dan mencegah tubuh mengeluarkan terlalu banyak darah setelah melahirkan.
Rasa nyeri akibat kontraksi bisa menyerupai kram menstruasi, tapi terkadang terasa tajam dan berat.
Salah satu penyebab kontraksi setelah melahirkan dikarenakan ramim yang menyusut. Kontraksi ini menandakan proses involusi, proses penyusutan rahim kembali ke ukuran dan bentuk sebelum kehamilan.
Rahim menghabiskan sembilan bulan terakhir tumbuh hampir 25 kali ukuran aslinya. Moms mungkin masih terlihat hamil setelah melahirkan, hingga rahim kembali ke ukuran normalnya. Meskipun butuh waktu sekitar 40 minggu untuk rahim mengembang, proses sebaliknya terjadi relatif lebih cepat, dalam waktu hanya sekitar empat hingga enam minggu.
Saat melahirkan, Moms akan mengeluarkan banyak darah karena rahim harus mengeluarkan bayi, plasenta, dan sisa-sisa jaringan di dalam rahim. Untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan tersebut, rahim berkontraksi.
Selain itu, kontraksi rahim setelah bersalin juga bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi akibat lepasnya jaringan plasenta dari dalam rahim. Ini dikenal juga dengan sebutan nifas.
Setelah melahirkan, Moms akan memasuki masa menyusui. Saat menyusui, kontraksi rahim akan lebih terasa karena adanya produksi hormon oksitosin. Ini adalah hormon yang mengatur keluarnya ASI.
Agar lebih nyaman, Moms bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasinya, seperti mengganjal perut dengan bantal, mengompres perut dengan air hangat, hindari menunda buang air kecil, serta mengonsumsi pereda nyeri. Untuk konsumsi obat pereda nyeri, diskusikan dulu dengan dokter ya!
Semoga informasi ini bermanfaat.