© Shutterstock
Pernahkah terlintas di pikiran Moms untuk melahirkan di dengan metode water birth? Sesuai dengan namanya, water birth adalah salah satu metode melahirkan yang dilakukan di dalam kolam persalinan berisi air.
Meski tampaknya menawarkan kenyamanan yang lebih pada saat proses melahirkan berlangsung, water birth ternyata tidak boleh sembarangan dilakukan oleh semua ibu hamil. Nah, untuk lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ya!
Water birth adalah satu dari beberapa jenis persalinan, seperti melahirkan normal, operasi caesar, gentle birth, dan hypnobirthing.
Selama proses melahirkan di dalam air atau water birth berlangsung, Moms akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat. Penggunaan air selama melahirkan ini bertujuan untuk mempermudah prosesnya sekaligus meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin dialami.
Agak berbeda dengan persalinan yang berlangsung di rumah sakit, proses melahirkan di dalam air atau water birth bisanya dilakukan secara alami. Artinya, Moms tidak akan diberikan obat-obatan dan bius (anestesi).
Kehamilan tanpa komplikasi (tekanan darah rendah, kehamilan lebih dari 37 minggu, bayi dengan kepala tertunduk, dll) bisa melahirkan di air.
Marra Francis, dokter kandungan di San Antonio, mengatakan bahwa wanita dengan diabetes gestasional, preeklampsia, makrosomia, pembatasan pertumbuhan intrauterin, prematuritas, dan panggul yang belum terbuka, tidak boleh melahirkan dengan water birth.
Faktor lain yang memungkinkan Moms tidak boleh melahirkan dengan metode ini adalah:
Water birth biasanya kebanyakan dilakukan di rumah dengan bidan yang membantu.
Ketahui seperti apa prosedur tahapan melahirkan di air atau water birth berikut ini:
Lap bersih bisa dicelupkan ke dalam air dingin dan taruh di leher atau punggung sehingga Moms tidak merasa kepanasan dan lebih nyaman.
Mendorong bayi keluar saat ini mungkin lebih mudah karena dorongan dari air turut membantu. Setelah bayi keluar, bayi akan dibawa oleh bidan ke permukaan air secara perlahan sehingga tali pusat bayi tidak terlepas atau rusak.
Beberapa ibu mungkin memilih tetap berada dalam air untuk melahirkan plasenta. Tapi, jika plasenta terlalu lama untuk dilahirkan, sebaiknya keluar dari bak dan lahirkan plasenta di luar air.
Melahirkan di dalam air atau water birth tetap memiliki beberapa risiko untuk bayi.
Adapun beberapa risikonya sebagai berikut:
Jadi, kalau Moms berniat melakukan water birth, jangan lupa untuk konsultasikan dulu pada dokter kandungan atau bidan ya!