© Freepik / Tirachardz
Berat rata-rata bayi baru lahir sekitar 3,4 kg. Bayi dengan berat lebih dari 4 kg saat dilahirkan, dianggap bayi besar atau macrosomik. Kalau si kecil lahir besar dengan berat 4,5 kg atau lebih, maka si kecil memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Meskipun banyak ibu yang melahirkan bayi besar tanpa masalah, biasanya tetap membutuhkan bantuan cukup serius.
Sulit menentukan apakah bayi akan lahir dengan macrosomik saat masih berada dalam kandungan. Dokter biasanya menduga bayi akan lahir besar saat ditimbang. Dengan pemindaian ultrasound bisa memberikan gambaran seberapa besar bayi sebenarnya. Akan tetapi, hal ini tidak selalu akurat di masa kehamilan.
Kalau ultrasound menunjukkan adanya kemungkinan bayi lahir besar, bidan atau dokter kandungan mungkin memantau kadar gula darah Moms. Hal tersebut untuk memastikan apakah Moms memiliki risiko diabetes gestasional.
Beberapa faktor penyebab bayi lahir besar antara lain:
Melakukan proses melahirkan vaginal untuk bayi lahir besar cukup sulit dilakukan. Dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama saat melahirkan. Hal ini juga memperbesar kemungkinan Moms kehilangan darah parah setelah melahirkan.
Bayi lahir di atas berat 4,5 kg juga memiliki kemungkinan mengalami distosia bahu di saat lahir. Risiko juga semakin meningkat jika bayi lahir dengan berat lebih dari 5 kg.
Oleh karena itu, proses melahirkan secara caesar bisa membantu mengurangi risiko yang muncul pada kelahiran bayi dengan berat di atas rata-rata.
Komplikasi yang dapat terjadi jika bayi terlalu besar adalah:
Melansir Hallosehat, menurut Dr. Kristin Atkins, spesialis ibu dan bayi di University of Maryland School of Medicine, cara terbaik bagi perempuan untuk mencegah bayi besar adalah untuk memantau apa yang mereka makan dan mengendalikan diabetes jika mereka didiagnosis dengan diabetes saat kehamilan.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya!