© Pexels
Pada umumnya, ibu hamil akan merasakan gerakan janin saat memasuki usia kehamilan 16 dan 25 minggu. Gerakan janin sendiri akan terasa seperti kepakan, ketukan, tendangan, pukulan, hingga berguling.
Tapi, menjelang persalinan gerakan janin berkurang. Hal ini pun banyak yang membuat ibu hamil merasa khawatir karena takut terjadi sesuatu pada calon bayinya.
Lantas, adakah alasan di balik berkurangnya gerakan bayi tersebut?
Tenang, Moms, menjelang persalinan gerakan bayi memang akan berkurang. Hal tersebut bisa dipicu karena beberapa faktor, di antaranya:
Agar tidak membuat Moms stres berlebih, ada baikna pantau terus gerakan janin mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL). Moms bisa mencatat seberapa sering janin melakukan gerakan.
American College of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikan ibu hamil mencatat waktu yang dibutuhkan janin dalam melakukan 10 gerakan. Pilihlah waktu yang tepat untuk menghitung, yaitu saat janin paling aktif (biasanya tepat setelah ibu makan). Ketika melakukannya, posisikan tubuh duduk di kursi atau berbaring miring ke kiri dengan nyaman.
Lalu, konsultasikan pada dokter kandungan apakah hal tersebut normal atau tidak. Jika Moms khawatir ada perubahan yang tak normal, segeralah memeriksakannya. Dokter mungkin akan melakukan serangkaian pemeriksaan, salah satunya tes non-stres janin.
Kalau hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya masalah, Moms bisa merasa lebih tenang dan fokus untuk mempersiapkan persalinan nanti. Tapi, kalau hasil tes menunjukkan adanya masalah pada janin, pastikan Moms mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan sampai kondisi tersebut membuat kondisi Moms ataupun janin menjadi terancam.