© Https://www.shutterstock.com/g/Sasiphin
Bayi ketika memasuki usia ke enam hingga dua belas bulan banyak mengalami perubahan dan juga banyak berinteraksi dengan dunia luar seperti mengidentifikasi wajah wajah orang sekitar yang mereka kenal.
Namun, ketika bayi ditemani oleh orang yang tidak dikenal atau orang asing, mereka mengalami kepanikan. Ini dikenal juga dengan sebutan stranger anxiety atau yang sering kita dengar takut dengan orang lain.
Rasa takut diekspresikan dengan rasa cemas, mudah marah dan takut, bahkan banyak orang tua yang mengawatirkan hal tersebut. Apakah ini normal? Bagaimana cara mengaatasinya?
Saat bayi tumbuh, mereka memperoleh kemampuan untuk membedakan manusia. Kombinasi perkembangan kognitif dan emosional membuat mereka terikat secara emosional dengan orangtua, pengasuh utama, dan orang-orang yang dikenalnya. Ini mengarah pada perasaan tenang emosional di sekitar pengasuh dan kecemasan di sekitar orang yang tidak dikenal.
Bayi suka makan, bermain, tidur, dan berada di sekitar orang yang dikenalnya saja. Gangguan orang asing memicu keresahan, menyebabkan perilaku rewel, dan “ menempel” pada orang yang dikenalnya, yang menandakan bayi takut dengan orang asing.
Fase ini bisa mengganggu orangtua dan bayi, tetapi upaya yang gigih, sikap tenang, dan strategi yang efektif dapat membantu.
Lalu, bagaimana caranya agar si kecil tidak takut dengan orang asing?
Kenali dan akui kondisi yang dialami oleh bayi. Mulailah dengan secara positif mengakui ketakutan bayi terhadap orang asing. Coba ibu, pegang tangan si kecil dan ajak ia untuk duduk bersama mereka. Tak lupa, ibu harus memberi tahu mereka tentang orang asing tersebut dan dorong mereka untuk mengatakan " hai" dan " selamat tinggal" dengan senyuman dan gerak tubuh.
Perkenalkan si kecil kepada orang baru sejak usia muda. Pastikan pertemuannya konsisten. Meninggalkan bayi dengan orang asing tiba-tiba dapat membuat mereka merasa tertekan dan tidak nyaman.Ibu bisa menemani bayi untuk bermain bersama mereka agar terbiasa.
Semoga membantu!