© Parentscanada.com
Saat hamil, beberapa ibu pasti banyak yang tak sengaja melakukan kesalahan yang mungkin membahayakan janin, seperti halnya perut terbentur saat mengandung. Namun, poin disini, apakah hal tersebut membahayakan bagi janin atau sebaliknya? maka ini akan kami bahas lebih lanjut di bawah..
Pada masa awal kehamilan, rahim sepenuhnya dilindungi oleh panggul. Keguguran yang disebabkan oleh pukulan di perut lebih besar kemungkinannya tidak akan terjadi.
Tulang-tulang panggul berperan sebagai penghalang dan pelindung. Rahim mama belum terekspos langsung pada fase ini, sehingga Mama dapat bernapas lega. Selama Mama tidak mengalami jatuh, benturan, atau pukulan yang parah, umumnya tidak terlalu bermasalah.
Di trimester kedua dan ketiga, rahim mulai 'mengintip' di atas panggul. Ada kemungkinan timbul masalah besar apabila Mama mengalami pukulan atau benturan di perut pada trimester kedua ini.
Risiko akibat trauma pada perut selama kehamilan trimester kedua ini dapat menyebabkan terjadinya solusio plasenta. Karena bayi mama dilindungi oleh cairan ketuban, jadi kerusakan yang mungkin terjadi adalah pada plasenta, bukan langsung ke janin.
Penting untuk memeriksakan kondisi bayi dan memastikan plasenta masih dapat berfungsi dengan baik setelah terjadinya trauma benturan pada perut saat hamil. Dokter mungkin akan menganjurkan melakukan pemeriksaan melalui:
NST adalah tes yang pertama kali dilakukan untuk melihat respon bayi dan mendeteksi potensi pola kontraksi yang mungkin dapat mengakibatkan masalah plasenta. Biasanya, NST dilakukan empat jam setelah trauma terjadi.
Tes ultrasound atau USG dilakukan untuk menemukan jika adanya kerusakan pada janin atau rahim mama dengan cara memvisualisasikannya. Tes ini dapat dilakukan pada usia kehamilan berapa pun. Tes ultrasound juga bisa diulang untuk melihat adanya perbaikan kondisi jika ada kerusakan yang terjadi.