© Shutterstock
Rematik adalah penyakit jangka panjang yang memengaruhi sendi, menyebabkan mereka membengkak, kaku, kehilangan fungsi, dan sakit. Orang bisa mengalami rematik di bagian sendi mana pun, tetapi paling sering di pergelangan tangan dan jari.
Reumatik saat hamil bisa terjadi sewaktu-waktu akibat perubahan hormon yang cukup dratis. Tak jarang perubahan hormon serta kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan ibu hamil rentan mengalami gejala-gejala reumatik.
dr. Mehret Birru Talabi, MD, PhD, asisten profesor kedokteran di Divisi Reumatologi dan Imunologi Klinis University of Pittsburg, menegaskan bahwa banyak wanita dengan rematik yang terkontrol akan memiliki kehamilan dan bayi yang lebih sehat, daripada wanita yang memiliki penyakit yang benar-benar aktif pada saat mereka hamil.
Idealnya, rematik harus dikontrol selama 3 hingga 6 bulan sebelum mencoba kehamilan. Pasalnya, wanita yang memiliki rematik yang tidak terkontrol mungkin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan.
Moms harus tetap waspada dengan mengetahui beberapa risiko reumatik saat hamil berikut ini:
Kalau radang sendi memengaruhi punggung atau pinggul, Moms juga mungkin merasakan lebih banyak rasa sakit pada persendian saat bayi tumbuh dan menempatkan lebih banyak tekanan pada persendian tersebut.
Meski demikian, Arthritis Foundation menyatakan bahwa rematik saat hamil seharusnya tidak memengaruhi kemampuan seorang ibu untuk melahirkan secara normal.
Demi menghindari reumatik selama masa kehamilan, berikut beberapa cara pencegahannya antara lain:
Kalau masih ragu, Moms bisa konsultasikan pada dokter kandungan. Semoga informasi di atas bermanfaat ya!