© Verywellfamily.com
Tak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang ibu hamil daripada melahirkan buah hati dengan normal dan sehat. Namun sayangnya, selama kehamilan tak menutup kemungkinan ibu bisa mengalami keguguran.
Keguguran sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor Moms. Mulai dari kelainan kromosom pada bayi hingga penyakit seperti diabetes yang nggak terkontrol.
Tentang keguguran sendiri, tak sedikit orang yang mengatakan bila risiko ibu hamil mengalami keguguran akan menurun seiring usia kehamilan. Kira-kira benar nggak ya? Langsung saja kita simak ulasannya berikut ini yuk, Moms.
Melansir dari laman Mom, risiko ibu hamil mengalami keguguran memang menurun secara signifikan saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Tapi dengan catatan kehamilannya tanpa ada komplikasi ya Moms.
Meski begitu, pada tiap trimester sebenarnya ada juga risiko keguguran yang bisa dialami oleh ibu. Meski risiko trimester pertama lebih tinggi dibanding dua trimester lainnya. Berikut risiko keguguran pada tiap trimester kehamilan.
Menurut Dr. Linda Burke-Galloway, seorang dokter kandungan bersertifikat dari Florida, kebanyakan keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom Moms yang terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan.
" Kebanyakan keguguran terjadi secara acak segera setelah pembuahan karena jumlah kromosom yang abnormal selama masa pembuahan," terang Burke-Galloway.
Embrio dengan jumlah kromosom yang abnormal ini biasanya nggak bisa bertahan hidup. Inilah alasan mengapa kebanyakan keguguran terjadi selama awal kehamilan.
Keguguran selama trimester kedua sebenarnya bisa dikatakan jarang terjadi, Moms. Menurut studi yang dilakukan oleh American Family Physician, keguguran pada trimester ini hanya berkisar 1 sampai 5 persen yang terjadi antara minggu ke-13 dan ke-19 kehamilan.
Setelah 20 minggu, keguguran dianggap lahir mati, tetapi hal ini juga jarang terjadi, Moms. Biasanya, keguguran pada trimester ini disebabkan oleh kelainan serviks atau rahim.
Salah satu faktor penyebabnya bisa karena ibu hamil mengalami solusio plasenta atau plasenta yang terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan.
Selain itu, kondisi kesehatan kronis yang nggak terkontrol seperti diabetes atau tekanan darah tinggi bisa meningkatkan peluang wanita untuk mengalami keguguran selama trimester kedua.
Pada trimester ketiga ini, keguguran atau bisa disebut bayi lahir mati juga jarang terjadi Moms. Menurut National Institutes of Health, hanya kurang dari satu persen ibu mengalami keguguran pada trimester ketiga yakni antara minggu ke 28 dan 40 kehamilan.
Karena itu, bisa dibilang peluang Moms melahirkan bayi yang sehat cukup tinggi di trimester ini. Biasanya, bayi lahir mati di trimester ketiga disebabkan oleh komplikasi yang tak terduga solusio plasenta, infeksi dengan demam tinggi atau penanganan kondisi kronis yang nggak terkontrol seperti diabetes. atau tekanan darah tinggi.
Meski risiko keguguran berkurang seiring usia kehamilan, tapi Moms harus tetap waspada dan selalu memeriksakan diri secara rutin ke dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat bila terjadi masalah selama kehamilan. Semoga bermanfaat.