© Shutterstock
Berhubungan seks selama kehamilan memang jadi salah satu perdebatan. Sebagian wanita mungkin merasa cemas untuk melakukannya karena berpikiran kalau hal ini bisa memicu dampak negatif pada janin.
Tapi, faktanya pasangan suami-istri tetap bisa berhubungan intim selama pasangan wanita hamil. Meski demikian, ada beberapa waktu dan kondisi ketika hubungan seksual perlu ditunda. Kapan saja?
Para ahli mengatakan bahwa salah satu waktu yang dilarang berhubungan saat hamil adalah ketika usia kehamilan masih muda. Bahkan, pada usia kehamilan 34 hingga 36 minggu pun sebaiknya ibu hamil tidak berhubungan seks terlebih dahulu. Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan persalinan dini sehingga berisiko bayi lahir secara prematur.
Tak hanya itu, sebaiknya Moms sudah tidak berhubungan intim ketika memasuki kehamilan minggu ke 37 atau trimester ketiga (akhir). Sebab, pada usia atau periode kehamilan tersebut, kepala janin bisa saja sudah memasuki rongga panggul. Berhubungan seks di periode ini dapat meningkatkan risiko perdarahan dan persalinan dini.
Bidan atau dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk menghindari seks jika mengalami perdarahan hebat selama kehamilan. Sebab, seks dapat meningkatkan risiko perdarahan lebih lanjut. Khususnya jika plasenta rendah atau timbul kumpulan darah (hematoma).
Moms juga disarankan untuk menghindari seks jika air ketuban pecah, karena bisa meningkatkan risiko infeksi. Pecahnya ketuban secara dini ditandai dengan keluarnya air ketuban melalui vagina. Cairan yang keluar ini bisa mengalir secara perlahan atau deras.
Tapi, air ketuban berbeda dengan urine, karena bocornya air ketuban tidak bisa ditahan sehingga akan tetap mengalir keluar.
Waktu yang dilarang untuk berhubungan selama kehamilan selanjutnya adalah apabila ada masalah pada serviks. Sebab, adanya masalah pada serviks membuat seorang ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami persalinan dini atau bahkan mengalami keguguran.
Beberapa kondisi kehamilan tertentu juga membuat pasangan suami istri tidak seharusnya berhubungan intim selama kehamilan. Misalnya, seperti memiliki anak kembar atau pernah mengalami persalinan dini pada kehamilan sebelumnya.
Oleh karena itu, agar kehamilan berjalan optimal, penting untuk secara rutin memeriksakan kondisi kehamilan. Pastikan juga untuk berdiskusi dengan dokter terkait keamanan dalam melakukan hubungan intim saat hamil.
Semoga informasi ini bermanfaat!