© Shutterstock
Seperti yang kita tahu, salah satu cara agar kesehatan tubuh tetap terjaga pada masa kehamilan adalah menjaga hidrasi atau asupan cairan. Kalau tidak tercukupi, maka kemungkinan bisa terjadi dehidrasi saat hamil.
Kondisi ini cukup sulit terdeteksi, sehingga Moms perlu berhati-hati karena bisa memicu masalah kesehatan lainnya. Apa saja gejala dan bagaimana cara mengatasi dehidrasi pada ibu hamil? Simak selengkapnya di bawah ya!
Melansir Mayo Clinic, dehidrasi adalah kondisi yang terjadi saat tubuh kehilangan asupan cairan dalam jumlah yang banyak.
Saat ibu hamil tidak mengganti cairan yang hilang, bisa berisiko mengalami dehidrasi sehingga tubuh tidak mempunyai cukup air untuk menjalankan fungsi normalnya.
Sebagian besar kasus dehidrasi saat hamil adalah kondisi yang ringan. Tapi, Moms juga harus berhati-hati karena dehidrasi parah bisa membahayakan untuk diri sendiri dan janin dalam kandungan.
Melansir American Pregnancy Association, gejala umum dehidrasi saat hamil adalah mengalami overheating atau kepanasan berlebih. Saat tubuh memiliki asupan cairan yang cukup, maka ia dapat mengatur suhu tubuh dengan baik. Sebaliknya, fungsi ini akan terganggu kalau tubuh kekurangan cairan.
Tanda selanjutnya adalah saat urine ibu hamil berwarna kuning pekat, karena seharusnya urine berwarna jernih.
Tanda lainnya antara lain:
Moms harus lebih waspada kalau mengalami gejala dehidrasi parah seperti di bawah ini:
Kalau sudah dehidrasi parah, bisa terjadi beberapa komplikasi pada ibu hamil, seperti:
Saat merasakan gejala dehidrasi ringan, Moms adalah segera minum air dan beristirahat. Moms juga bisa mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan mengonsumsi air mineral, jus, dan juga air kaldu.
Tapi, kalau terjadi dehidrasi berat, segera ke dokter. Tidak menutup kemungkinan dokter akan memberikan cairan khusus melalui pembuluh darah.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!