© Babycentral.com
Sindrom HELLP saat hamil adalah suatu kondisi medis yang dapat memengaruhi ibu hamil, baik dari kondisi medis itu sendiri maupun gabungan dari preeklampsia. Sindrom ini hampir selalu terjadi pada masa kehamilan di periode trimester terakhir.
HELLP sendiri merupakan sebuah akronim, yang terdiri dari (H) hemolytic anemia; yaitu sel darah merah dalam tubuh akan hancur dengan cepat, membuat mama mempunyai jumlah sel darah merah yang rendah, (EL) elevated liver enzymes; mengindikasikan jika liver mama mempunyai performa yang buruk, serta tidak mampu mengolah racun yang terdapat di dalam tubuh mama dengan efektif, serta (LP) low platelet count; yakni tubuh mama akan kesulitan membekukan darah dan dapat menyebabkan mama mengalami perdarahan saat menjalani proses persalinan nanti.
Sindrom HELLP adalah hemolisis atau gangguan darah dan peningkatan fungsi hati. HELLP merupakan komplikasi utama dari preeklampsia. Sindrom HELLP biasanya terjadi pada kehamilan trimester ketiga atau setelah usia kehamilan 20 minggu. Sindrom ini juga bisa membahayakan dan bisa menyebabkan kematian.
Sindrom HELLP saat hamil sering dikaitkan dengan adanya preeklampsia, yaitu tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Selain itu sindrom ini kerap kali ditandai dengan adanya nyeri pada ulu hati, mual dan muntah.
Pandangan pun menjadi kabur, kerap sakit kepala, hingga merasa kesemutan. Yang menjadi gejala dominan dari sindrom ini adalah jumlah trombosit akan menurun drastis.
Sampai sekarang ini, belum diketahui penyebab pasti dari sindrom HELLP. Meski begitu, kebanyakan dari penderita sindrom HELLP adalah ibu hamil yang sudah terkena preeklampsia.
Calon mama yang pada kehamilan sebelumnya pernah menderita sindrom ini, maka berisiko terkena lagi pada kehamilan berikutnya.
Selain berdampak buruk pada sang ibu, sindrom HELLP ini juga mempunyai efek yang sangat buruk bagi janin. Hal ini dikarenakan sindrom HELLP dapat menyebabkan tekanan darah ibu hamil meningkat drastis.
Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan mama menderita sindrom HELLP, satu-satunya solusi adalah dengan mengakhiri (terminasi) kehamilan untuk menghindari konsekuensi melahirkan bayi secara prematur.
Ini dapat dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi serius yang dapat membahayakan kondisi ibu dan bayi lebih lanjut.
Menjaga kesehatan agar kondisi kehamilan tetap sehat tentunya menjadi keharusan bagi mama. Oleh karena itu, hindari hal-hal yang dianggap dapat membahayakan kandungan