© Shutterstock.com/g/newafrica
Diazens pernah gak sih bertanya ke diri sendiri, "Kenapa ya sebagai istri sulit banget memaafkan perselngkuhan?". Kadang sebagai seorang istri juga gak tahu kenapa begtuu. Pokoknya gak terima aja kalau diselingkuhi.
"Eh, bentar deh! Bukannya semua orang juga gak terima ya diselingkuhi? Jangan istri aja, suami juga gitu kan, gak suka kalau diselingkuhi?"
Yap, memang benar banget kalau urusan selingkuh ini sangat sensitif. Tentu, bagi kita selingkuh adalah perbuatan yang tidak baik, gak normal, bahkan menyimpang. Namun, dalam tulisan kali ini akan lebih menekankan alasan sulit menerima perselingkuhan dari perspektif dan sudut pandang seorang istri ya Diazens. Nah, tentu hal ini semua ada alasannya lho?
Mengutip dari akun @revieralita, Kamis (27/5/2021) hal pertama yang dirasakan oleh seorang istri adalah merasa bahwa suami telah mengkhianati komitmen. Komitmen pernikahan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada istri saja ya, namun juga kepada orangtua dan Tuhan. Kebayang gak kalau laki-laki seperti apa yang berani mengkhianati komitmen sesuci pernikahan?
Dalam menjalin hubungan, kepercayaan adalah sebuah kunci. Tanpa hal ini sampai kapanpun hubungan yang dijalin tidak akan menemukan titik kebahagiaan. Jadi, kalau sudah ketahuan selingkuh, ya otomatis hilanglah sudah respect dan kepercayaan kepada suami.
Umumnya, seorang perempuan adalah sosok yang berfikir dengan dominan perasaan. Saat kepercayaan sudah dinodai, maka kepercayaan yang tertanam sebelumnya juga sudah terkikis habis oleh hilangnya rasa cinta. Terbayang dong pastinya, betapa sakitnya hati seorang istri yang telah mati rasa sebagai korban perselingkuhan?
Katanya, sebagai makhluk kita harus saling memaafkan atas perbuatan yang salah di masa lampau. Tapi, kalau sudah dimaafkan dan mengulangi lagi, apa yang bakal kamu lakukan?
Ini bukan berbicara mengenai keyakinan dan iman yang tinggi dengan terus bersabar tanpa batas ya. Tapi lebih kepada memberikan maaf dan menerima pengulanagan kesalahan. Kalau terus-terusan dibiarkan, hal ini malah akan menjadi sebuah siklus yang tak ada pangkalnya, lho.
Masih betah kah seseorang menerima maaf berkali-kali dengan kesalahan yang sama dan itu-itu saja? Kalau sudah begitu, istri mana yang tahan?
Kembali lagi dan ditekankan bahwa tulisan ini hanya sebatas pada sudut pandang seorang istri secara umum ya. Memang wajar kalau semua orang memiliki potensi untuk berselingkuh dan menjadi korban perselingkhan.
Tapi, renungkan lagi. Apakah kamu sebagai seorang yang punya niat selingkuh atau akan selingkuh bakal tega mengkhianat pasanganmu, terlebih kamu yang memulai dari nol dengannya? Pertimbangkan lagi perasaanmu dan orang terdekatmu ya. Semoga menginspirasi!