© Shutterstock.com
Tidak bisa dipungkiri bahwa kini banyak pasangan yang tidak bahagia dengan pernikahannya memilih untuk tetap bertahan. Banyak faktor dan alasan kenapa mereka masih tetap membina rumah tangga yang sudah tidak nyaman tersebut.
Salah satunya adalah anak. Anak bisa menjadi motivasi orang tua dalam memilih untuk mempertahankan rumah tangga yang tidak bahagia.
Nyatanya, anak bisa terkena imbas ketidakbahagiaanmu dan pasangan lho. Apalagi jika mereka tahu kalau kedua orang tuanya selalu bertengkar dan tidak bahagia akan kehidupan rumah tangganya.
Dikutip dari iHeart Intelligence, berikut ini adalah empat alasan mengapa bertahan di rumah tangga yang tidak bahagia demi anak adalah hal yang salah.
Beberapa pasangan tidak sadar bahwa pengaruh hubungan mereka sangat besar pada tumbuh kembang anak. Anak-anak belajar melihat bagaimana kondisi dan keadaan dunia lewat figur orang tuanya.
Ketidakbahagiaanmu dalam sebuah hubungan rumah tangga juga dapat dirasakan oleh anak. Karena hal ini, si kecil bisa tumbuh kembang dengan pemahaman bahwa setiap hubungan rumah tangga itu tidak bahagia.
Salah satu alasan kenapa orang banyak pasangan tetap bertahan di hubungan rumah tangga yang tidak bahagia adalah takut akan masa depan. Perpisahan dapat membuat kamu pindah rumah, mengubah gaya hidup secara signifikan, bahkan waktu yang dihabiskan untuk anak jadi makin sedikit.
Pikiranmu pun akan mendesain sebuah paham secara otomatis bahwa jika kamu meninggalkan pasangan maka akan merasakan banyak kehilangan. Padahal, sering kali hal yang terjadi tidak semenakutkan yang ada di pikiran.
Tidak peduli seberapa keras kamu menyembunyikan perasaan, anak-anak akan merasakan rasa sakit hati orang tua secara alami. Jika sudah begini, mereka akan meniru perilaku tersebut, yaitu menyembunyikan perasaannya.
Anak-anak bisa saja berpura-pura bahagia di luar. Sementara di hatinya, mereka merasakan sakit sama seperti orang tuanya.
Seperti disebutkan sebelumnya, karena rumah tangga yang tidak bahagia, anak akan tumbuh besar dengan pemahaman bahwa setiap pernikahan itu tidak bahagia. Hal ini juga akan membuat anak tidak termotivasi dalam mencari pasangan hidup saat sudah dewasa nanti.
Lingkungan di mana anak tumbuh sangat mempengaruhi kehidupannya saat dewasa nanti. Jadi, sangat bisa terjadi jika anak tidak ingin mencari pasangan hidup karena tahu bahwa setiap pernikahan tidak membawa kebahagiaan.
Memilih untuk tetap bertahan dalam rumah tangga yang tidak bahagia adalah sebuah opsi yang bisa kamu ambil. Namun, tentunya kamu juga paham bahwa setiap pilihan memiliki risikonya tersendiri.