4 Kebiasaan yang Baik untuk Hubungan Namun Dianggap Toxic oleh Banyak Orang

Reporter : Firstyo M.D.
Sabtu, 18 Januari 2020 00:01
4 Kebiasaan yang Baik untuk Hubungan Namun Dianggap Toxic oleh Banyak Orang
Hal-hal yang sebenarnya baik, tapi sering dihindari karena dianggap toxic.

Suatu hubungan, pasti akan mendapat perhatian dari orang lain, meskipun hanya kamu dan pasangan yang menjalani. Seringkali kamu dan pasangan sudah melakukan sesuatu yang kalian rasa baik, namun jadi berubah saat lingkungan sekitar nggak mengatakan hal senada.

Dilansir dari markmanson.net (17/01), setidaknya ada empat hal yang bisa membawa manfaat baik untuk hubunganmu, namun dianggap toxic oleh orang kebanyakan.

1 dari 4 halaman

Nggak semua masalah perlu dicari penyelesaiannya

Ilustrasi pasangan ngobrol

Teori ini datang dari John Gottman, seorang psikolog yang berfokus pada psikologi dalam pernikahan. Dalam bukunya yang berjudul 'Blink', Gottman mengatakan, " Anggapan bahwa pasangan harus selalu berkomunikasi dan menyelesaikan semua masalahnya adalah mitos."

Pemikiran ini tentu nggak muncul begitu saja. Gottman berkata demikian berdasarkan riset yang dilakukannya, di mana ia meneliti pasangan-pasangan yang sudah mencapai 40 tahun lebih masa pernikahan dan tetap bahagia. Dia menemukan bahwa banyak dari pasangan tersebut ternyata memiliki masalah yang belum terselesaikan--masalah yang kadang muncul dan tetap mereka perdebatkan. Di lain sisi, Gottman menjumpai pasangan yang nggak berlangsung lama karena mereka percaya bahwa dalam hubungan nggak boleh ada kata 'tak setuju'. Semua masalah harus diobrolkan dan diselesaikan--yang mana ngga sepenuhnya berdampak baik juga pada mereka.

Dari situ, Gottman menyimpulkan bahwa hubungan akan berjalan baik ketika pasangan yang terlibat mampu membedakan, mana masalah urgent yang harus lekas diselesaikan dan mana yang sebaiknya ditinggalkan saja. Terkadang, pasangan harus mengamini bahwa hubungan nggak akan bisa berjalan tanpa cela. Pun yang dikatakan penyelesaian konflik kadang malah menyelesaikan hubungan itu sendiri. Hanya perjuangkan hal-hal yang layak diperjuangkan.

2 dari 4 halaman

Mengatakan kejujuran yang pahit

Ilustrasi perempuan mencoba pakaian

Kejujuran yang pahit akan selalu lebih baik dibanding ucapan manis yang merupakan kebohongan. Setidaknya prinsip itulah yang digunakan Mark Manson, seorang penulis buku self-help kenamaan. Mark Manson selalu berkata jujur pada istrinya, meskipun hal tersebut lebih sering diterima dengan wajah kecut.

" Saat akan pergi berdua, istriku sering mengunci diri di kamar mandi selama satu jam. Dia akan keluar dari sana dengan kondisi sudah berdandan lengkap dari atas ke bawah, sebelum akhirnya meminta pendapatku. Namun apapun yang kukatakan nggak pernah memuaskannya dan akhirnya dia kembali masuk kamar mandi untuk satu jam berikutnya. Saat keluar untuk kedua kalinya, seringkali penampilannya nggak lebih baik dari yang pertama. Aku selalu mengutarakan hal tersebut. Tentu dia kesal, tapi untungnya ini adalah kebiasaan lama di antara kami dan tahu maksudku sebenarnya," tutur Manson.

Kejujuran pahit seperti ini menurut Manson sangat penting dilakukan dalam hubungan. Saat satu pihak berusaha menjaga perasaan pihak lainnya, seringkali justru kedua pihak akan sama-sama terluka. Mendengar yang baik-baik adalah keinginan dan mendengar yang sebenar-benarnya adalah kebutuhan. Prioritaskan kebutuhan tersebut di atas keinginan untuk menciptakan hubungan yang berorientasi pada kemajuan bersama.

3 dari 4 halaman

Tertarik pada orang lain di luar hubungan

Ilustrasi laki-laki melirik perempuan lain

Dalam banyak kejadian, ketertarikan pada lawan jenis di luar hubungan dapat menjadi pemicu untuk timbulnya suatu permasalahan. Saat pasangan melakukannya, seseorang cenderung menjadi merasa rendah dan nggak dianggap. Padahal hal seperti ini adalah sifat alamiah manusia yang nggak mungkin dihilangkan.

Manson menjelaskan bahwa ketertarikan pada seseorang di luar hubungan hanya terbatas pada proses berpikir. Sementara, seringkali yang ditakutkan orang adalah untuk melihat pasangan pergi bersama orang yang membuatnya tertarik, yang mana hal tersebut berada pada tataran aksi. Pemikiran tersebut bagaikan ombak yang datang ke bibir pantai; datang segera, namun akan pergi juga dengan segera. Baginya, orang terlalu sering menakutkan hal-hal yang jauh berada di depan.

" Ketertarikan itu hal yang wajar. Aku sering melihat dan tertarik pada wanita yang cantik bagiku. Namun setiap pemikiran itu datang sellau disusul dengan mengingat lagi kenapa aku memilih untuk bersama istriku sekarang. Hal ini aku rasa justru memperkuat perasaan pada istriku. Mematikan ketertarikan pasangan pada orang lain di luar hubungan sebenarnya sama dengan mematikan ketertarikannya padamu secara nggak langsung," jelas Manson.

4 dari 4 halaman

Melakukan aktivitas sendiri-sendiri

Ilustrasi pasangan melakukan pekerjaan rumah tangga

Kamu pasti punya satu teman yang menarik diri dari pergaulan saat dia memutuskan untuk punya pasangan. Dia tiba-tiba nggak bisa diajak nongkrong di kafe, jalan-jalan ke mall, atau sekedar berkumpul di rumah salah satu teman.

Sikap tersebut sering muncul saat seseorang sedang jatuh cinta. Mereka merasa bahwa pasangannya adalah prioritas tertinggi dan harus selalu bersama.

Nyatanya, hal seperti ini sama sekali nggak baik. Sikap seperti yang tersebut di atas akan mempersempit duniamu menjadi hanya sebatas kamu dan dia. Padahal, harusnya kamu dan dia juga tetap punya hak untuk memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Membangun jarak di dalam hubungan nggak sepenuhnya buruk. Beraktivitaslah masing-masing. Pada akhirnya, aktivitas pribadi juga bisa berpengaruh baik pada hubunganmu. Kamu dan pasangan akan jadi punya lebih banyak cerita untuk dibagi dan pengalaman untuk dipelajari.

Beri Komentar