© Shutterstock.com/danieldash
Menjalin hubungan asmara jangka panjang, terutama bagi yang sudah menikah amat sekali disarankan melakukan keintiman yang sehat. Beberapa ahli bahkan menyebut, hubungan yang intim dan sehat terbukti sebagai faktor penunjang untuk memberikan dukungan sosial, emosional dan kesejahteraan fisik, serta regulasi emosi.
Hubungan yang intim terhadap pasangan ini juga bisa memberikan efek kesehatan yang baik, lho! Karena itulah, penting untuk mempelajari mengenai perilaku yang bisa melemahkan atau meningkatkan intimasi dalam sebuah hubungan.
mengapa mempelajari perilaku tersebut penting? Sebab, ada perilaku-perilaku dari setiap pasangan yang justru merusak keintiman idalam hubungan. Jika dibiarkan, hubungan asmaramu bukan tidak mungkin justru berakhir nih!
Nah, dilansir dari Psychology Today, berikut 4 perilaku yang bisa merusak keintiman!
Memang dalam mengekspresikan suatu kebutuhan itu tidak bisa dengan mudah dilakukan oleh semua orang. Sebagian besar, terutama kamu yang tumbuh dalam lingkungan yang sulit, mengekspresikan kebutuhanmu justru dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan.
Ada perasaan khawatir yang muncul apabila mengekspresikan kebutuhan, bahkan menganggap pasangan akan merasa terbebani atau kewalahan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Selain itu, kamu mungkin akan takut pasangan akan menolak permintaanmu. Meski begitu, menahan diri akan hal ini justru menimbulkan permasalahan lain.
Menyembunyikan apa yang kamu butuhkan akan membuat pasanganmu tidak bisa memahami dirimu secara utuh. Kamu juga merasa tidak pantas mendapatkan hal-hal yang harusnya kamu dapatkan. Perlahan, pola ini justru mengikis intimasi dan menciptakan jarak emosional.
Meminta maaf dengan benar adalah kemampuan yang sulit untuk dikuasai, terutama oleh kamu yang tumbuh dalam keluarga dengan orang tua yang tidak pernah meminta maaf satu sama lain. Permintaan maaf yang tulus adalah bukti bahwa kamu mengakui kesalahanmu dan berusaha untuk menyembuhkan luka yang kamu timbulkan.
Mengakui kesalahan dan meminta maaf tanpa beralasan terhadap pasangan ini bukan tindakan yang merendahkan, lho! Justru ini bagian dari merasionalisasi tindakan, atau banyak dijelaskan hal ini adalah cara membuktikan kepada pasangan bahwa kamu bersedia menghadapi emosi yang sulit dengan penuh tanggung jawab.
Perilaku ini juga merupakan sebuah “ pernyataan” bahwa seburuk apa pun kekacauan yang dibuat, hubungan akan tetap baik-baik saja jika kamu bersedia untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Sementara, jika kamu gagal meminta maaf dengan tulus maka itu tanda bahwa integritasmu tidak bisa dipercaya.
Menjadi pasangan yang hidup bersama tentu harus saling menghargai dan mendengarkan satu sama lainnya. Ketika pasangan menyampaikan keluhannya, mereka berharap untuk didengarkan.
Ini juga menjadi upaya mereka untuk tetap memperjuangkan hubungan dan mengurangi emosi negatif yang tengah dirasakannya.
Tapi, jika kamu mengalihkan pembicaraan atau bahkan melakukan gaslighting akan hal yang sedang dikeluhkan pasanganmu, maka kamu akan membuat pasangan merasa tidak didengarkan dan sendirian.
Dengan demikian, perilakumu ini lambat laun akan membuat pasangan ragu mengajakmu melakukan percakapan yang membangun demi masa depan. Mereka bahkan ragu mendekatimu lebih jauh sehingga makin mengikis dan merusak keintiman hubungan deh!
Momen quality time ini penting dilakukan untuk jangka panjang sebuah hubungan. Tak harus sering, tapi sesekali meluangkan waktu untuk jalan-jalan berdua di akhir pekan di tengah rutinitas kesibukan akan membangun hubungan semakin baik.
Perilaku pasangan yang mengajakmu untuk melakukan sesuatu bersama ini bagian dari usaha mereka untuk meningkatkan intimasi denganmu dalam sebuah hubungan. Jadi, selelah dan sesibuk apa pun dirimu, cobalah untuk menanggapinya ya!
Sebab, jika kamu tidak menjawab permintaan pasangan dan malah mengeluhkan kondisimu yang sedang lelah dan sibuk, hanya akan membuat antusiasmenya menjadi padam. Hal ini juga melukai perasaan pasangan dan menciptakan jarak dalam hubungan.