© Instagram.com/fiersabesari
Siapa sih yang nggak kenal Fiersa Besari? Yaps, Fiersa Besari merupakan seorang penulis sekaligus pemusik yang dikenal banyak publik lewat karyanya yang menyentuh hati.
Maka tak heran, saat membuat lagu ataupun dijadikan sebuah buku, kata-kata Fiersa Besari sering ditulis ulang para penggemarnya untuk dijadikan sebuah status di media sosial. Pasalnya, bukan kalimat gombal, namun pilihan katanya yang penuh makna berhasil membuat fansnya luluh dan tersentuh.
Nah, kalau kamu penasaran dengan lirik lagu atau kata-kata Fiersa Besari, langsung saja simak ulasan berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Para generasi milennial dan Z tentu sudah tidak asing dengan penulis sekaligus penyanyi yang satu ini. Yaps, Fiersa Besari atau biasa disebut dengan Bung Fiersa ini dikagumi banyak orang lantaran mampu membuat sebuah karya melalui tulisannya yang sederhana namun bermakna romantis.
Bahkan saking ngefansnya dengan pria asal Bandung ini, para penggemarnya pun sampai mengumpulkan kata-kata Fiersa Besari untuk ungkapan perasaan. Lantas, seperti apa sih quotes yang dibuat oleh suami dari Aqia Nurfadla? Yuk simak di bawah ini.
1. " Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus."
2. " Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah bosan. Yang sulit itu cara menunjukkannya."
3. " Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas."
4. " Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita" .
5. " Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus. Jangan cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tidak ada yang sempurna" .
6. " Sudahlah. Aku dan kamu tak usah di gembar-gembor. Yang hening-hening syahdu itu yang biasanya langgeng. Bukan yang di pamer-pamer" .
7. " Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar, seperti kau tidak tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar."
8. " Cinta bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap."
9. " Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya."
10. " Kita, cukup kita yang tahu. Untuk apa mengucapkan Happy Anniversary setiap bulan? Aku ingin menjadi seseorang yang bisa bersamamu tahunan, bukan bulanan."
11. " Jika kita berjodoh, walaupun hari ini dan di tempat ini tidak bertemu, kita pasti akan tetap dipertemukan dengan cara yang lain."
12. " Cinta bukan melepas, tapi merelakan. Bukan memaksa, tapi memperjuangkan. Bukan menyerah, tapi mengikhlaskan. Bukan merantai, tapi memberi sayap" .
13. " Seseorang yang tepat tak selalu datang tepat waktu. Kadang ia datang setelah kau lelah disakiti oleh seseorang yang tidak tahu cara menghargaimu" .
14. " Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya."
15. " Aku ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. Lalu, aku akan bertingkah tak peduli, agar kau tahu rasanya jadi aku."
16. " Untuk apa memajang foto kita berdua? Cita-citaku ingin fotomu ada di buku nikahku."
17. " Ternyata, bangun lebih pagi adalah pembunuh gerutu. Karena kita punya waktu untuk secangkir kopi, setampuk lamunan, dan secarik rindu."
18. " Untuk apa menulis namamu di bio? Apa belum cukup namamu dalam setiap doaku pada Tuhan? Karena sebuah kebahagiaan tidak perlu dipamerkan kepada dunia."
19. " Tidak ada yang abadi, baik bahagia maupun luka. Suatu saat kita akan tiba di titik menertawakan rasa yang dulu sakit, atau menangisi rasa yang dulu indah."
20. " Perasaan laksana hujan, tak pernah datang dengan maksud yang jahat. Keadaan dan waktulah yang membuat kita membenci kedatangannya" .
Perasaan dan isi hati seseorang ialah sebuah misteri yang tidak akan bisa diterka dan diketahui oleh siapapun. Terlebih buat kamu yang baru saja dikecewakan oleh seseorang, tentu tidak mudah untuk menungkapkan semua perasaanmu.
Tidak perlu disesali, sebab ada beberapa kata-kata Fiersa Besari yang bisa menguatkan kamu disaat patah hati. Penasaran? Berikut diantaranya.
21. " Beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa."
22. " Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan."
23. " Menaruh hati di atas ketidakpastian sikap sama saja dengan menaruh tangan di tangan seseorang yang sama sekali tidak ingin menggenggam."
24. " Cara terburuk untuk patah hati adalah dengan memperlihatkan pada orang yang sudah membuat kita patah hati bahwa kita semenyedihkan itu. Jangan! Buktikan bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia. Bekerja lebih keras, berkarya lebih banyak."
25. " Lebih baik memastikan biarpun menyakitkan, daripada selamanya bertahan dalam ketakutan."
26. " Tak usah repot-repot menyisakan ruangan di hatimu untuk seseorang yang tidak mau menetap."
27. " Mampukah kekasihmu setangguh aku? Menunggu tapi tak ditunggu. Bertahan tapi tak ditahan."
28. " Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun, kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama" .
29. " Akan tiba saatnya kita temukan alasan paling tepat untuk berjuang. Jika telah tiba, genggam erat. Sesuatu yang istimewa takan datang dua kali" .
10. " Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya" .
31. " Cinta memang sederhana. Tapi juga perlu sebuah keseriusan. Kuharap dia tau ku disini menyapanya."
32. " Pada cinta yang tertunda, bertahanlah. Pada cinta yang terputus, tersenyumlah. Dia akan datang dalam bentuk yang lebih indah."
33. " Jatuh cinta dan patah hati berulang kali tidak membuktikan kau bodoh, itu hanya membuktikan kau cukup berani untk mencba berbahagia."
34. " Sehebat-hebatnya seseorang menunggu, akan kalah oleh yang menunjukan."
35. " Tidak semua yang bersandar, berlabuh. Tidak semua yang singgah, betah."
36. " Ketika kesetiaan menjadi barang mahal. Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap. Ego siapa yang sedang kita beri makan?"
37. " Rasa yang tidak berbatas takan mempermasalahkan ketika tidak berbalas."
38. " Jangan sembarangan menyerahkan hati ketika patah, karena hanya di tangan mekanik yang tepat hati kita akan sembuh. Jadi, tidak perlu terburu-buru."
39. " Cinta memang tak butuh alasan, tapi sebuah komitmen butuh alasan."
40. " Beberapa pergi tak mengenal pulang. Beberapa salah tak mengenal maaf. Beberapa belum tak mengenal sudah. Beberapa lara tak mengenal rela."
41. “ Saling bertanya kabar. Saling menyemangati. Saling menahan diri untuk tidak mengungkit. Padahal, saling tahu, ada yang belum selesai.”
42. “ Permintaan maaf bukan obat ajaib penghilang ingatan. Kamu mungkin bisa ngehapus rasa bersalah, tapi bukan berarti bisa ngehapus rasa sakit.”
43. “ Kalau jalan satu-satunya cuma mundur, ya udah mundur aja. Enggak baik juga memaksakan perasaanmu kepada seseorang yang emang enggak mau sama kamu.”
44. “ Memandang kembali kisah lama dengan perspektif baru. Selama ini menyalahkan dirinya dan diri sendiri. Padahal, mungkin saja tidak ada yang salah. Mungkin saja memang sudah jalannya. Seringkali, kita bukan marah karena perpisahan. Tapi karena merasa tidak lagi dibutuhkan.”
45. “ Pura-pura semuanya baik-baik aja juga rasanya kurang baik. Karena mestinya yang terbaik bilang kalau lagi enggak baik.”
46. “ Jaga jarak. Tolong. Karena yang harus dibunuh bukan cuma virus, tapi juga perasaan.”
47. “ Kita berdua cuma sedang bermain peran. Kamu pura-pura jujur. Saya pura-pura tidak tahu kamu sedang bohong.”
48. “ Mungkin kita cuma bakal jadi sebatas mungkin yang enggak pernah pasti.”
49. “ Lah orang saya suka kamu. Suka-suka saya dong. Kalau kamu enggak suka saya, ya suka-suka kamu.”
50. “ Kita sering kali disuruh tersenyum; diminta bahagia; dipaksa bersyukur. Padahal, rasa kecewa adalah bagian dari menjadi manusia. Masalah mestinya dibereskan, bukan dipendam lalu pura-pura semuanya baik-baik saja.”
51. “ Terlalu rusak sampai enggak tahu harus benerin dari mana.”
52. “ Dibikin ngerti, bukan dibikin ngeri. Dibikin jelas, bukan dibikin jeles. Bisa satu arah, tanpa terus marah. Bisa tinggal, tanpa takut ditinggal.”
53. “ Selagi bisa merasakan jatuh cinta dan patah hati, nikmati aja dinamikanya. Makin tua, makin rasional, makin susah menghargai perasaan sendiri.”
54. “ Aku kangen kamu sampai hatiku babak belur.”
55. “ Kita pernah menjadi pernah, sebelum akhirnya menemui akhir.”
56. “ Kalau udah enggak bisa diperjuangkan, jangan dipaksakan. Daripada enggak akur, lebih baik mundur. Selain berhak sedih, kita juga berhak bahagia, kan?”
57. “ Kita adalah sepasang ‘pernah’ yang enggak bisa jadi ‘akan’. Sekumpulan cerita indah yang harus menjelma kenangan.”
58. “ Kamu dan saya enggak akan mudah. Godaan, perbedaan, serta amarah, kadang bikin mau menyerah. Tapi, kita enggak boleh kalah. Jalan bareng, menuju satu arah. Tua bareng, sampai kembali ke tanah.”
59. “ Kita butuh rencana, biar hubungan enggak jadi bencana. Sayang doang enggak cukup, sayang.”
60. “ Kepingan rindu tersangkut di antara jarak. Semakin aku menjauh, semakin rindu menguat. Semakin rindu menguat, semakin jarak tak berarti.”
61. “ Yang menganggapmu berharga (seharusnya) tahu cara menghargaimu.”
62. “ Baru saja membahas Senin, sudah Sabtu lagi. Bau saja ikatan terjalin, sudah pisah lagi.”
63. “ Mau berkali-kali mengalami pun, kita enggak pernah profesional dalam urusan patah hati.”
64. “ Pastikan kembali. Yang membuatmu bertahan itu visi-misi yang sama, atau sekadar kenangan manis yang kian lama kian pahit?”
65. “ Cerah ketika cuci baju. Mendung ketika jemur baju. Langit seplin-plan sikapmu.”
66. “ Beberapa hal memang lebih baik tetap berada di etalase untuk sekadar dikagumi, bukan untuk dimiliki.”
67. “ Senang ngeliat kamu baik-baik aja. Meskipun kita enggak baik-baik aja.”
68. “ Berhenti memulai apa yang semestinya berhenti. Mulai berhenti apa yang tidak perlu dimulai.”
69. “ Pas baru pisah biasa-biasa aja, setelah lama enggak kontakan baru berasa nyeselnya. Ha to the deh, hadeh.”
70. “ Seseorang yang tepat tak selalu datang tepat waktu, kadang ia datang setelah kau lelah disakiti seseorang yang tidak tahu cara menghargaimu.”
71. “ Rasa yang tak berbatas takkan mempermasalahkan ketika tak berbalas.”
72. “ Jarak hanyalah satu titik kecil tak berarti. Rindu adalah satu koma yang takkan menghentikan kalimat tentang kau dan aku.”
73. “ Kau adalah imigran gelap yang menjelajah khayalku tanpa permisi, lalu singgah di ujung mimpi. Mantra apa yang kau taburkan sehingga aku menggilaimu seperti ini? Senjata apa yang kau pakai sehingga tamengku tidak sekuat dulu? Haruskah aku menyerah di hadapanmu? Atau perlukah aku berpura-pura tangguh? Apa mesti kau kuusir? Atau kubiarkan saja kau menetap?”
74. “ Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam”
75. “ Seandainya aku bisa membencimu, mungkin semuanya akan jauh lebih mudah. Ah, beberapa rasa memang diciptakan untuk dinikmati sendiri sebelum akhirnya terbunuh oleh waktu.”
76. " Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya."
77. “ Kita punya luka yang tersimpan rapi. Enggak tahu harus cerita dari mana. Ya udah, enggak usah cerita juga enggak apa-apa. Kalau kamu cuma pengin menangis tanpa dihakimi, tanpa ditanya apa pun, itu enggak salah kok.”
78. " Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah bosan. Yang sulit itu cara menunjukkannya."
79. “ Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap.”
80. “ Bagi beberapa orang, move on tidak semudah itu. Ada pengalaman pahit dan trauma yang membuat seseorang enggan membuka hati untuk orang baru. Kita pernah merasakan itu. Alangkah tidak baiknya memaksa seseorang move on jika kita tidak tahu latar belakangnya.”
81. “ Selalu ada hari baru untuk setiap napas. Selalu ada kesempatan baru untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya, kan?”
82. “ Kamu cuma sedang menunda perpisahan. Sekarang atau nanti, sakitnya sama saja.”
83. “ Mau cemburu tapi flat shoes. Alias enggak ada hak.”
84. “ Berjalan, tapi tidak kemana-mana. Sungguh kandas yang terencana.”
85. “ Melupakan yang harus diingat. Mengingat yang harusnya dilupakan. Kita makhluk pandai, tapi belum tahu caranya mengendalikan pikiran sendiri.”
86. “ Kalau enggak jadi, enggak apa-apa. Tapi kan bisa ngomong. Bukan malah diem terus tau-tau sama yang lain.percuma ada harta, tahta, kalau masih enggak tahu tata krama.”
87. “ Jangan tergesa-gesa. Mungkin aja, kamu cuma lagi cape. Butuh istirahat. Enggak usah kemana-mana mikirnya. Apalagi sampai harus udahan.”
88. “ Kayaknya kita sama-sama enggak tahu apa yang kita mau, sampai akhirnya kita sama-sama enggak mau tahu.”
89. “ Kamu sok asik. Padahal kutahu hatimu sedang luluh lantak jelegar-jeleger hancur lebur.”
90. “ Kamu terlalu banyak tamu untuk aku yang cuma mau kamu.”
91. “ Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya yang lebih menyakitkan adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.”
92. “ Kalau saja aku tahu waktu itu adalah kali terakhir aku melihatmu, aku akan mengucapkan hal yang lebih baik”
93. “ Hatimu sudah mempunyai pemilik. Lucu betapa kehidupan menganugerahkan kehangatan di saat yang tidak tepat. Haruskah aku membunuh perasaanku sendiri?”
94. “ Perasaan bukanlah soal timbal balik. Apa yang kita berikan, belum tentu sama dengan apa yang kita terima.”
95. " Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas."
96. " Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya."
97. “ Mungkin, kita terlalu pandai berpura-pura hingga kita lupa bahwa kita sedang berpura-pura. Dan akhirnya kepura-puraan tersebut kita anggap kebenaran.”
98. “ ‘Perasaan’ tidak pernah salah, tidak pernah bisa diatur. Cara menyikapi dan mengutarakannya yang menentukan apakah kita akan salah atau tidak.”
99. “ Membenci dan mencemburui masa lalu adalah hal yang melelahkan. Kita takkan pernah bisa mengubahnya, kita hanya bisa belajar darinya.”
100. “ Jangankan dipaksa melupakan, dipaksa tidur saja tidak enak.”
101. “ Ada yang berbeda darimu. Entah apa. Tapi ini bukan hal baik; ini bukan perasaan baik.”
102. “ Nyata yang menyakitkan jauh lebih baik daripada fiksi yang menyenangkan.”
103. “ Kalau dirasa enggak mungkin, enggak usah dipaksain. Melepaskan juga bagian dari perjuangan, kan?”
104. “ Terlalu terikat pada hal yang bukan milikmu. Terlalu terikat padahal bukan milikmu.”
105. “ Pelajari sebelum berasumsi. Dengarkan sebelum memaki. Mengerti sebelum menghakimi. Rasakan sebelum menyakiti. Perjuangkan sebelum pergi.”
106. “ Terasa meski tidak ingin merasa. Terpikirkan tanpa berniat memikirkan. Terkenang meski tidak mengenang. Terjadi tanpa pernah menjadi.”
107. “ Menaruh hati di atas ketidakpastian sikap sama saja dengan menaruh tangan di tangan seseorang yang sama sekali tidak ingin menggenggam.”
108. “ Ada yang rusak bersama waktu, ada juga yang sembuh.”
109. “ Tak usah mengutuk jarak. Coba nikmati kerinduan.”
110. “ Mau maju, tapi banyak yang bilang tapi. Ujungnya cuma bisa meratapi.”
111. “ Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar. Jika aku hancur, kau juga.”
112. “ Yang mengejar didiamkan. Yang diam dikejar-kejar. Kita memang aneh.”
113. “ Kita pernah berharap sebelum rasa itu lenyap; pernah sejenak menetap meski tak berujung satu atap.”
114. “ Apalagi alasan bertahan kalau orangnya aja udah enggak mau ditahan?”
115. “ Ku mendambakanmu mendambakanku. Bila kau butuh telinga tuk mendengar, bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung. Akulah orang yang selalu ada untukmu. Meski hanya sebatas teman. Yakin kau temukan aku di garis terdepan, bertepuk sebelah tangan.”
116. “ Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini, kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam-diam.”
117. “ Kita berdua tahu, saat rasa percaya sudah dihancurkan, enggak mudah untuk membangunnya lagi.”
118. “ Tidak ada jarak yang terlalu jauh atau waktu yang terlalu lama untuk dua orang yang saling memerjuangkan rasa.”
119. “ Saya ingat betapa beberapa tahun lalu keluhan kita berdua adalah tentang patah hati karena terpaksa berpisah. Syukurlah kini keluhanmu hanya tentang betapa menyebalkannya hari seninmu, sementara keluhanku adalah perihal melihatmu mengeluh.”
120. “ Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap ‘Aku membutuhkanmu’.”
121. “ Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.”
122. “ Waktu enggak akan menunggu. Lepaskan yang sudah hilang, hargai yang masih ada.”
123. “ Tuhan tidak pernah mengambil apa yang sudah Dia beri, Tuhan cuma menukarnya dengan sesuatu yang lebih indah. Kitanya saja yang belum sadar.”
124. “ Tidak usah memperdulikan cibiran orang-orang. Nanti, pada masanya, mereka akan mengerti mengapa hati kita begitu keras kepala memperjuangkan.”
125. “ Perpisahan, semanis apapun, seindah apapun, tetaplah perpisahan. Ada cerita yang sejak detik itu harus berubah menjadi kenangan.”
126. “ Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun, kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.”
127. “ Beberapa orang berhenti menyapa bukan karena perasaannya berhenti, melainkan karena telah mencapai titik kesadaran untuk berhenti disakiti.”
128. “ Darimu aku belajar untuk lebih baik. Denganmu aku belajar untuk melakukan yang terbaik. Tanpamu aku belajar untuk memperbaiki.”
129. “ Darimu aku belajar untuk lebih baik. Denganmu aku belajar untuk melakukan yang terbaik. Tanpamu aku belajar untuk memperbaiki.”
130. “ Absurd sekali, kita. Cerita berjam-jam, lalu hilang kabar berhari-hari. Merindu diam-diam, hingga tidak lagi saling mencari.”
131. “ Absurd sekali, kita. Cerita berjam-jam, lalu hilang kabar berhari-hari. Merindu diam-diam, hingga tidak lagi saling mencari.”
132. “ Cara terburuk untuk patah hati adalah dengan memperlihatkan pada orang yang sudah membuat kita patah hati bahwa kita semenyedihkan itu. Jangan! Buktikan bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia. Bekerja lebih keras, berkarya lebih banyak.”
133. “ Biarlah ‘Apa kabar?’ menjadi pengganti ‘Aku rindu’; ‘Jaga dirimu baik-baik’ menjadi pengganti ‘Aku sayang kamu’.”
134. “ Di dunia paralel, keadaannya akan jauh berbeda. Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.”
135. “ Aku diam, bukan berarti tak memperhatikan.”
136. “ Jika mereka bertanya padaku apakah aku menyesal, jawabanku adalah tidak. Berhasil ataupun gagal, aku bangga hidup di atas keputusan yang kubuat sendiri.”
137. “ Aku mengalah. Aku mengalah karena aku percaya, kalau kau memang untukku, sejauh apapun kakimu membawamu lari, jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali padaku.”
138. “ Cinta itu tidak kenal etika, hilang tanpa permisi bahkan di waktu tak terduga. kadang kita harus mengalah pada kenyataan bahwa apa yang kita berikan tidak mesti sama dengan apa yang kita terima.”
139. “ Jika jatuh cinta tanpa alasan kenapa putus cinta butuh alasan?”
140. “ Darimu aku belajar untuk mendamba, berharap, jatuh cinta, patah hati, hingga kemudian sembuh dan mampu melangkah lagi.”
Itulah kumpulan kata-kata Fiersa Besari mulai dari jatuh cinta sampai tentang kekecewaan yang bikin baper para penggemarnya. Semoga bermanfaat!
Penulis: Clarissa Dhea