© Freepik.com/pressfoto
Hayo, siapa yang parno sama kata perjodohan? Hem, memang sih secara umum kebanyakan dari kawula muda siap menikah menghindari dengan yang namanya perjodohan. Jujur, saya pun juga takut misalkan menghadapi yang namanya "perjodohan" semacam ini. Hehe...
Namun, bertolak belakang dengan apa yang kebanyakan terfikirkan. Nyatanya, enggak semua perjodohan bakal berakhir buruk kok. Beberapa hal berikut ini bisa jadi membuka pemikiran baru tentang persepsi perjodohan yang biasanya gencar dilakukan oleh orangtua sebagai pihak ketiga. Yuk, check this out!
Umumnya perjodohan, kita bakal diperlihatkan foto calon jodoh. Ini tahap paling awal banget ya. Kita akan diberi waktu buat menimbang apakah dia adalah sosok yang sesuai dengan kriteria kita ataukah tidak. Kalau dirasa menarik, maka pihak ketika bisa jadi adalah orang tua kita akan menyusun strategi pertemuan yang terkadang menggemaskan.
Biasanya kencan pertama akan dilewati bertiga atau lebih, misalnya ditemani ibu atau ayah. Momen seperti ini yang semangat kadang adalah pihak ketiga, sementara kita dan si calon justru biasa saja. Makanya gak heran, kencan pertama akan terasa akward. Hehe...
Kadang suka was-was ya kalau kita sudah di usia ideal untuk menikah, namun masih belum juga dapat sosok yang pas. Memang, mencari jodoh bukan persoalan yang mudah. Bahkan, ada yang sampai-sampai berusaha mencari jodoh melalui sosial media sampai jejaring perjodohan online. Nah, perjodohan gak akan membuat kamu terhindar dari problematika pencarian jodoh digital semacam ini. Bisa dibilang ini adalah salah satu jalan praktis.
Walau kemungkinan perjodohan bisa datang dari mana saja, namun kalau dipukul rata kejadian ini terjadi berkat kesepakatan keluarga. Misalnya, rekan orangtua, teman om, tante, kakak, adik dan urutan generasi kita yang lainnya.
Biasanya, perjodohan ini akan lebih mendapat respons cepat dan cenderung pasti. Yap, sangat pasti kita bakal mendapat restu dari kedua belah pihak keluarga. Bukan tanpa alasan, mereka biasanya sudah saling kenal satu sama lain, sehingga tidak ada kata ragu untuk melangsungkan perjodohan kita dan si calon pasangan terpilih. Wah, selamat ya.
Bukan asal mencari, saat akan melangsungkan perjodohan, pihak ketiga pasti bakal mencarikan calon pasangan yang setara dengan kriteria yang kita inginkan. Misalnya, penampilan, pekerjaan, hobi, pendidikan hingga statusnya. Saking banyaknya kesamaan tersebut, maka bisa menjadi dasar untuk mempercepat mempercepat perjodohan. Jangan salah, orangtua juga memiliki insting lebih kuat terkait kebahagiaan anaknya.
Siapa sih yang enggak mau disayang sama orangtua, terlebih mereka adalah mertua kita. Yap, memiliki hubungan yang baik dengan mertua tentu menjadi hal yang paling diinginkan.
Nah, dengan jalan perjodohan ini tentu menjadi salah satu perantara bagi kita untuk disayang mertua sebelum pernikahan itu digelar. Kepercayaan akan tumbuh dari informasi positif yang diberikan oleh orang terdekat kita. Biasanya, perjodohan seperti ini merupakan kenalan orangtua, teman kecil orangtua, atau masih memiliki hubungan jauh dengan anggota keluarga. Hem, not bad lah.
Nah, itulah tadi beberapa hal yang mungkin bisa embuka hati dan fikiran kita bahwa menjalani sesi perjodohan bukan melulu berakhir buruk kok. Semoga kita segera dipertemukan dan diberikan jalan untuk mendapatkan jodoh yang baik ya Girls. Semangat!