© Parents.com
Banyak orang di sekitar kita yang terbiasa membagikan standar-standar yang tidak benar tentang pernikaha. Mereka selalu bisa membuat aturan tentang apa yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan.
Dilansir dari Bright Side, beberapa psikolog mengatakan bahwa standa yang dibuat oleh masyarakat tentang pernikahan bahagia bisa mengganggu keseimbangan sebuah hubungan pernikahan. Untuk itu berikut beberapa mitos tentang kehidupan pernikahan yang sebaiknya kamu abaikan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin cukup dekat bisa membuat perasaanmu lebih terpuaskan. Banyak cara untuk menemukan pasangan yang mampu melakukan hal itu. Tetapi tidak ada aturan yang mengatakan jika kamu harus menikah dengan sahabat baikmu. Mereka mungkin mengenalmu dengan sangat baik, namun kamu tidak harus menjadikan mereka pasangan hidupmu.
Jika pernikahanmu tidak sebahagia cerita dongeng, maka itu adalah hal yang wajar. Sebuah pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang. Jika pasangan suami istri telah bersama dalam waktu yang cukup lama, maka banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan di dalamnya. Kesadaran diri adalah hal yang penting untuk membuat hubungan tetap bertahan.
Pernikahan tidak bisa membantumu menemukan diri sendiri atau menjadi diri sendiri. Jika kamu mengalami depresi, kamu perlu menemukan penyebab masalahnya dan mengingat bahwa pernikahan tidak bisa memperbaiki hal itu. Kamu harus mengembangkan keterampilan komunikasi yang sehat. Selain itu kamu harus tahu bahwa tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini.
Menurut psikolog, konflik adalah bagian dari hubungan yang normal. Jika kamu berdebat dengan pasanganmu, kamu tidak perlu berpikir bahwa semuanya harus berakhir. Kamu tidak bisa menghindari masalah dalam hubungan apapun. Pasangan bahagia adalah mereka yang mau menghadapi masalah dan saling memaafkan setalah berbicara bersama.
Stres tidak selalu menjadi hal yang buruk dalam hubungan. Ada beberapa tantangan dalam pernikahan yang membuat kamu dan pasangan tumbuh semakin dewasa. Tantangan itu seperti memutuskan memiliki anak dan mengganti pekerjaan. Ketegangan bisa membantu hubungan menjadi lebih dinamis dan tidak stagnan.