© Mic.com
Kekerasan mental tentunya sangat berbeda dengan kekerasan fisik. Jika kita mengalami kekerasan fisik, kita bisa mengetahui tanda-tanda nyata yang bisa dilihat dengan mata kita. Namun kekerasan mental seringkali luput dari perhatian kita. Bahkan korbannya sendiri tidak menyadari bahwa dia telah mengalaminya.
Di awal hubungan mungkin pasanganmu lebih banyak menunjukkan kasih sayang dan perhatian padamu. Pelaku kekerasan mental biasanya melakukannya untuk memenangkan hatimu. Namun fase itu tidak akan berlangsung lama. Setelahnya dia akan mulai melakukan kekerasan mental seperti menghina, mengkritik, mempermalukan, dan banyak hal buruk lainnya agar dia bisa mengontrol hubungan.
Seiring dengan berjalannya waktu, korban kekerasan mental akan merasa kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Kebanyakan dari mereka yang mengalami kekerasan mental tidak sadar dan bahkan memutuskan untuk berusaha lebih keras agar bisa mencintai pasangannya.
Dilansir dari Huff Post, berikut beberapa tanda yang bisa menyadarkanmu bahwa kamu mengalami kekerasan mental dalam hubungan.
Salah satu tanda pasanganmu melakukan kekerasan mental padamu adalah dia membicarakan berbagai cerita menyakitkan atau memalukan tentangmu pada banyak orang. Hal ini mungkin terlihat sebagai lelucon biasa dan kamu akan dianggap terlalu baper jika menanggapinya dengan serius. Padahal kamu berhak mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya jika kamu merasa tidak nyaman.
Coba ingat lagi bagaimana dirimu yang sebenarnya sebelum memulai hubungan dengan pasanganmu. Jika sebelumnya kamu adalah orang yang percaya diri dan sekarang berubah menjadi seseorang yang sering merasa 'insecure', bisa jadi kamu sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat. Kekerasan mental yang kamu alami bisa membuatmu merasa tidak cukup baik di mata orang lain. Kamu mungkin sering menerima komentar buruk dari pasanganmu yang membuatmu meragukan dirimu sendiri.
Orang yang mengalami kekerasan mental biasanya lebih sering meminta maaf atas segala hal yang bukan kesalahan mereka. Bahkan mereka akan meminta maaf pada hal-hal yang tidak membutuhkan permintaan maaf. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh kebiasaan bertanggung jawab dan disalahkan atas segala hal yang terjadi.
Saat kamu menjalani hubungan cinta yang sehat, kamu akan senang membagikannya bersama temanmu dengan penuh suka cita. Namun orang yang mengalami kekerasan mental dalam hubungan cenderung menyembunyikan dan menutup pembicaraan tentang itu. Mereka akan berusaha mencari topik pembicaraan lain atau menghindari pertanyaan seputar hubungan.
Menanyakan keberadaan pasangan adalah hal yang wajar untuk dilakukan. Namun saat hal itu dilakukan secara berlebihan, dapat menunjukkan bahwa hubunganmu tidak sehat. Pelaku kekerasan mental biasanya berusaha mengisolasi korban dari orang lain, bahkan sahabat, teman, dan keluarganya sekalipun.