7 Gejala 'Samar' Perilaku Sabotase dalam Hubungan Asmara, Bikin Keruh Nih!

Reporter : Arifina
Senin, 5 Desember 2022 08:00
7 Gejala 'Samar' Perilaku Sabotase dalam Hubungan Asmara, Bikin Keruh Nih!
Terlalu kritis salah satunya, lho!

Bentuk sabotase diri, bisanya semacam mekanisme pertahanan. Dalam hubungan asmara, sabotase ini bisa dilakukan tanpa kesadaran.

Misal, kamu pernah mencoba menghindari pasangan secara tidak sadar karena merasa tidak layak untuk mereka. Hal ini sudah masuk dalam kategori perilaku sabotase dalam hubungan.

Hal tersebut  sering terjadi pada seseorang yang merasa memiliki harga diri yang rendah, belum berdamai dengan trauma masa lalu, atau memiliki masalah pengabaian. Kondisi ini bukan tidak mungkin menjadikan hubunganmu dengan pasangan menjadi keruh dan berujung pada perpisahan, lho!

Nah, karenanya kenali gejala 'samar' sabotase dalam hubungan asmara agar kisah romansamu bisa diselamatkan. Apa saja ya? Berikut 7 tandanya dilansir dari Insider.

1 dari 7 halaman

Terlalu Kritis dan Suka Cari Kesalahan Pasangan

Ilustrasi pasangan bertengkar

Survei di tahun 2021 menemukan, sikap kritik adalah salah satu perilaku paling umum yang dilakukan oleh pelaku sabotase diri.

Psikolog dan terapis hubungan, Kristin M. Davin mengatakan, kritikan yang berlebihan terhadap pasangan bisa mendorong perpecahan antar pasangan.

" Kita semua memiliki beberapa hal yang bisa kita lakukan dengan lebih baik, tapi seseorang akan mengkritik pasangannya sebagai cara untuk merusak hubungan dan mendorong perpecahan di antara pasangan," katanya.

Beberapa tandanya, menurut dia, seseorang yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil bersama pasangan. Kemudian, munculnya sikap menghakimi, terus mencari kekurangan pasangan dan mengkritiknya, serta mengingatkan pasangan tentang kesalahan mereka di masa lalu, hingga memberi umpan balik negatif.

2 dari 7 halaman

Tidak Percaya Pada Pasangan

Davin menjelaskan, perilaku sabotase diri ini biasa terjadi kepada seseorang yang memiliki luka masa lalu dan belum terselesaikan. Seperti, mantan pasangan berselingkuh dan belum bisa mempercayai pasangan baru saat ini untuk setia.

David D. Bowers, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam hubungan menambahkan, ketidakpercayaan yang tidak adil ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara. Pelaku biasanya secara rutin melacak lokasi pasangan ketika tidak bersama.

3 dari 7 halaman

Suka Menghindari Konflik

Ilustrasi pasangan bertengkar berargumen marah

Adanya konflik dalam hubungan asmara ini sebenarnya bumbu-bumbu langgengnya hubungan, lho! Asal, tidak berlebihan ya!

Sedangkan, tidak pernah berdebat dengan pasangan dinilai belum tentu termasuk dalam hubungan yang sehat.

" Jika Anda sering memilih untuk tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan demi menjaga perdamaian saat berdebat dengan pasangan, sangat mungkin bahwa Anda secara tidak sengaja telah menyabotase diri dalam hubungan," kata Bowers.

Bowers juga mengungkapkan, menghindari konflik berpotensi mencegah kamu melakukan percakapan penting. Davin pun menimpali, ketika kamu tidak berbagi apa yang telah mengganggu pikiran kamu kepada pasangan, artinya kamu tidak memberikan pasangan kamu kesempatan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik apa pun. Hal ini yang pada akhirnya dapat menghancurkan hubungan.

4 dari 7 halaman

Marah Secara Berlebihan

Sikap marah ketika ada masalah itu lumrah terjadi. Tapi, jika sudah menghindari konflik dan memendam perasaan untuk diri sendiri, lalu mendapati diri kamu menjadi marah atau frustrasi berlebih terhadap pasangan karena hal-hal kecil, ini adalah tanda sabotase diri.

Bowers menyebut salah satu contoh kecilnya, merasa kesal ketika chat tidak dibalas tepat waktu oleh pasangan. " Secara tidak sadar, ini bisa jadi karena Anda takut ditolak dan ditinggalkan, dengan merasa marah dan menyebabkan masalah sendiri, Anda merasa seperti 'mengalahkan mereka'," ungkapnya.

5 dari 7 halaman

Punya Harapan yang Tidak Realistis

ilustrasi pasangan bertengkar

Normal-normal saja memiliki harapan pada pasangan dalam hubungan yang sehat. Namun, bagi kamu si pelaku sabotase diri sendiri sering kali memiliki harapan yang tidak realistis dan tinggi untuk pasangannya.

Contoh saja, kamu mengharapkan pasangan menjadi segalanya untuk kamu. Ingin pasangan yang selalu memberikan semua dukungan emosional dan memenuhi semua kebutuhan kamu.

6 dari 7 halaman

Merasa Tidak Layak

Pelaku sabotase diri ini merasa memiliki harga diri yang rendah, sehingga mereka juga merasa tidak layak untuk hubungan yang sehat dan bahagia. Bisanya, seorang dengan kondisi ini cenderung memungkinkan memiliki pikiran bahwa orang-orang akan pergi meninggalkannya.

" Mereka yang menyabotase diri mungkin merasa tidak layak untuk mendapatkan hubungan yang bahagia," kata Bowers.

Sedngkn, dilihat dari survei pada tahun 2016 lalu, orang-orang dengan harga diri rendah dalam hubungan romantis mungkin percaya bahwa pasangan mereka memandangnya seburuk mereka memandang dirinya sendiri.

Pemikiran inilah yang pada akhirnya membuat mereka bertindak dengan cara membuat pasangan mereka tidak bahagia.

7 dari 7 halaman

Tak Mau Berusaha Keras dalam Hubungan

Ilustrasi pasangan main handphone sendiri-sendiri

Tak mau mengusahakan dalam hubungan, tapi justru menyibukkan diri dengan kegiatan lainnya, kemungkinan kamu telah menyabotase hubungan. Davin memberikan salah satu contoh, terlalu banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaan sehingga kamu hanya punya sedikit waktu untuk pasangan.

Jika kamu dengan sengaja menemukan hal lain untuk dilakukan, ini bisa menciptakan keretakan dalam hubungan di mana pasangan kamu merasa tidak penting.

Nah, kalau sudah menyadari bahwa kamu telah menyabotase hubungan, penting untuk segera mundur selangkah agar kamu bisa menghindarinya. Mulailah instropeksi diri dan memahami mengapa kamu menyabotase diri dalam hubungan kamu, apakah hubungan yang sedang kamu jalani cocok atau tidak.

Beri Komentar